Daftar Isi:
  • Persediaan DALMS di Indonesia pada tahun 2010 sebesar 891.000 ton dan pemanfaatannya masih sebatas pembuatan sabun kualitas rendah. DALMS mengandung 0,37% fitosterol yang terdiri atas 0,212% sitosterol, 0,0952% kampesterol, dan 0,004% stigmasterol. Fitosterol diidentifikasi sebagai agen penurun kolesterol alami pada tubuh manusia. Tahapan pertama ekstraksi yaitu saponifikasi DALMS menggunakan KOH 50%. Kemudian dilakukan kristalisasi pada suhu -9,7 °C selama 22,5 jam. Kristal yang terbentuk direkristalisasi pada suhu dan rasio pelarut tertentu. Keunggulan rekristalisasi pelarut suhu rendah adalah mudah diaplikasikan dan dapat meminimalisasi kerusakan fitosterol. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan perlakuan terbaik dari jenis pelarut, suhu rekristalisasi dan rasio pelarut:fase kristal. Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) meliputi 2 tahap, tahap pertama adalah penentuan jenis pelarut terbaik (heksana, etanol, isopropanol). Tahap kedua yaitu penentuan perlakuan terbaik pada suhu (0, 5, 10 °C) dan rasio pelarut : fase kristal (6:1, 8:1, 10:1 (b/v)) dengan 2 kali ulangan. Data yang diperoleh diolah menggunakan ANOVA, dan dilanjutkan uji BNT atau DMRT α = 5%. Kombinasi perlakuan terbaik dipilih menggunakan metode indeks efektivitas De Garmo. Perlakuan terbaik yang diperoleh yaitu pada suhu rekristalisasi 0°C dan rasio pelarut:fraksi kristal (10:1) dengan menggunakan pelarut heksana. Perlakuan tersebut memiliki kadar total fitosterol sebesar 17,9 % (10,91% stigmasterol, 5,85 kampesterol, 1,14 sitosterol), rendemen 45,83 %, asam lemak bebas 76,17 %, peroksida 1,14 mek/kg dan bilangan anisidin 12,37.