Studi Aspek Teknis dan Finansial Pengembangan Usaha Ternak Itik Hibrida Pedaging di Peternakan Saonada Kabupaten Jombang

Main Author: Alfikri, SakaNugraha
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2012
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/149136/1/COVER.pdf
http://repository.ub.ac.id/149136/2/BAB_I%2CII%2CIII%2CIV%2CV_dan_DAPUS.pdf
http://repository.ub.ac.id/149136/2/Lampiran_new.pdf
http://repository.ub.ac.id/149136/
Daftar Isi:
  • Peran itik sebagai penghasil daging di Indonesia menurut data statistik pada tahun 2010 masih rendah yaitu hanya dapat memenuhi 6,4 ribu ton dari kebutuhan itik sebesar 14,3 ribu ton, sehingga kekurangan daging mencapai 7,9 ribu ton. Pembuatan formulasi pakan merupakan salah satu permasalahan dari peternakan ini, pemeliharaan itik secara intensif, 60-70% biaya produksi dipengaruhi oleh biaya pakan. Untuk meningkatkan kapasitas pemeliharaan peternakan diharapkan pakan yang diberikan memiliki harga yang seminimal mungkin dan memiliki nilai nutrisi yang sesuai. Kebutuhan protein itik pedaging adalah 19% dari kebutuhan nutrisi itik, sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut pakan yang kita berikan harus mengandung protein minimal 19%. Penelitian ini dilakukan di peternakan Saonada di Desa Sidomulyo, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu untuk memberikan gambaran umum tentang data yang telah diperoleh. Prosedur penelitian terdiri dari beberapa tahapan diantaranya adalah survei pendahuluan, perumusan masalah, studi literatur, pengumpulan data, penelitian pendahuluan, penentuan formulasi pakan terbaik, dan penambahan skala pemeliharaan. Penelitian pendahuluan digunakan untuk mengetahui hasil pakan yang paling menguntungkan. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan formulasi pakan yang menguntungkan dari ke lima penelitian adalah formulasi pakan yang terdiri dari jagung sebanyak 33%, dedak 33%, dan konsentrat 34%. Hasil dari formulasi pakan ini memberikan keuntungan sebesar Rp. 520.870,00 sehingga formulasi tersebut digunakan untuk penggandaan skala dari 100 ekor menjadi 1.000 ekor itik pedaging. Hasil perhitungan analisa finansial menunjukkan bahwa Harga Pokok Penjualan (HPP) sebesar Rp. 19.260/ekor. Setelah dilakukan satu kali dilakukan penelitian pemeliharaan 1.000 ekor itik, harga jual dari penelitian tersebut adalah sebesar Rp. 23.800. Harga jual tersebut memiliki selisih sebesar Rp. 700,00 dari Harga jual yang berdasarkan mark up . Break Even Point (BEP) tercapai pada tingkat penjualan sebesar 3870 ekor atau senilai Rp. 89.394.397,00. Efisiensi usaha (R/C ratio ) sebesar 1,19. Net Present Value (NPV) bernilai positif yaitu sebesar Rp. 52.194.068,00. Internal Rate of Return (IRR) sebesar 43,70% dan Payback Period (PP) selama 1,94 tahun. Berdasarkan studi aspek teknis dan finansial yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan itik untuk 1.000 ekor layak untuk dijalankan.