Pemanfaatan Kulit Buah Nipah (Nypa fructicans Wurmb) sebagai Bahan Baku Pembuatan Benang Pakan (Kajian Konsentrasi H2O2 dan Ca(OH)2) dan Aspek Teknologi Industri Industrinya
Daftar Isi:
- Industri tekstil dan produksi tekstil (TPT) di Indonesia merupakan satu dari sepuluh klaster industri yang menjadi prioritas perkembangan dalam jangka panjang. Salah satu tumbuhan yang berpotensi dijadikan sebagai bahan baku tekstil yaitu nipah (Nypa fructicans Wurmb). Kulit buah nipah memiliki kandungan serat kasar yang sangat tinggi yaitu 50,5% pada setiap butir buah nipah. Untuk meningkatkan kualitas serat alam pada proses pembuatan benang, dapat dilakukan dengan proses pencerahan (bleaching). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktor yaitu konsentrasi H2O2 dan konsentrasi Ca(OH)2 dengan 3 kali ulangan. Faktor konsentrasi H2O2 terdiri dari empat level yaitu 3,5,7,9 (%). Faktor yang kedua konsentrasi Ca(OH)2 terdiri dari 2 level yaitu 0,2 dan 0,4 % (b/v). Dari penelitian dihasilkan benang pakan dengan rerata kecerahan berkisar antara 40,16% - 56,08%, kekuatan tarik 372,20 gf – 1101,63 gf dan kekuatan mulur 4,28% - 7,62%. Hasil pemilihan perlakuan terbaik diperoleh kombinasi konsentrasi H2O2 0,4% dan konsentrasi Ca(OH)2 7% yang menghasilkan kecerahan 51,58%, kekuatan tarik 1.173,35 gf dan kekuatan mulur 7,14%. Dari aspek teknologi industri pertanian, bahan baku yang akan digunakan yaitu 6.020 butir/ hari (49,7 kg serat). Limbah cair yang dihasilkan berkisar 994 L/hari. Limbah cair kemudian diproses menggunakan mesin recovery NaOH. Air yang dihasilkan pada limbah cair digunakan kembali untuk proses desizing scouring