Pembuatan pewarna bubuk alami dari daun janggelan kering (Mesona palustris BL) Kajian Jenis Pelarut, Jenis Bahan Pengisi Dan Konsentrasinya

Main Author: Gusti, KafisAndari
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2012
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/148716/1/051104584.pdf
http://repository.ub.ac.id/148716/
Daftar Isi:
  • Daun janggelan (Mesona palustris BL) adalah bahan baku pembuatan cincau hitam, yang memiliki kandungan yang cukup tinggi akan karbohidrat, polifenol, saponin, flavonoida, lemak dan beberapa komponen mineral. Daun janggelan ini juga dipastikan mengandung klorofil, zat yang memberi warna hijau pada daun. Klorofil adalah komponen berwarna hijau yang terdapat pada daun-daunan dan batang-batang yang berwarna hijau pada tanaman. Kadar dari senyawa-senyawa fungsional ini dapat diketahui salah satunya dengan cara ekstraksi.Proses ekstraksi didasarkan pada kepolaran zat yang akan diekstrak dengan komponen pengekstrak, dimana pelarut polar hanya akan melarutkan solute yang polar dan pelarut non polar akan melarutkan solute yang non polar atau disebut dengan like dissolve like. Zat warna alami yang diekstrak dari daun janggelan ini diolah dalam bentuk bubuk dengan alasan merupakan bentuk yang efisien dalam hal pemanfaatan dan penyimpanan untuk jangka panjang. Penggunaan bahan pengisi dapat meningkatkan berat produk, memudahkan kecerahan pewarna dalam air, dan melindungi warna dari faktor fisik dan kimia. Bahan pengisi yang berbeda jenis maupun jumlah dapat mempengaruhi pengikatan zat warna juga karakteristik dari bubuk akhir yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis pelarut yang berbeda terhadap karakteristik zat warna yang terekstrak dan terhadap stabilitas warna produk pewarna yang dihasilkan, serta mengetahui pengaruh jenis dan konsentrasi bahan pengisi yang berbeda terhadap karakteristik dan stabilitas warna produk pewarna yang dihasilkan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Tersarang (Nested Design) dimana penggunaan jenis pelarut yang berbeda yaitu etanol, etil asetat, dan akuades merupakan faktor utama, sedangkan jenis bahan pengisi (dekstrin dan maltodekstrin) dan konsentrasinya (10% dan 30%) merupakan faktor tersarangnya. Data hasil pengamatan dianalisa dengan menggunakan ANNOVA dan jika menunjukkan beda nyata akan dilanjutkan dengan uji BNT (taraf 5%). Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa perbedaan pelarut organik yang digunakan memberikan pengaruh yang nyata pada setiap parameter fisik dan kimia yang dimiliki, sedangkan penggunaan bahan pengisi yang berbeda hanya berpengaruh nyata pada parameter nilai pH, kadar klorofil dan kadar fenol. Penggunaan konsentrasi yang berbeda juga memberikan pengaruh yang nyata terhadap parameter fisik maupun kimia pada bubuk pewarna. Perlakuan terbaik diperoleh pada kombinasi perlakuan dengan menggunakan pelarut etanol, dengan penambahan bahan pengisi maltodekstrin sebesar 30%. Nilai parameter fisik kimia dari perlakuan tersebut adalah : kadar air 3,16%, daya serap uap air 0,16%, kelarutan 68,26%, kecepatan larut 0,000887g/det, nilai pH 4,42, intensitas warna 31,53, kadar klorofil 9,16 mg/L, dan kadar fenol 0,05 mg/mg ekstrak.