Analisa Penerapan Konsep Centralized Demand Information dan Performance of Activity dalam Peningkatan Kinerja Supply Chain Studi Kasus di UD. Tosa Beverages Specialist, Malang

Main Author: Adinugroho, YudhaAbiyoga
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2011
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/148710/1/051104566.pdf
http://repository.ub.ac.id/148710/
Daftar Isi:
  • UD. Tosa Specialist Beverages merupakan salah satu distributor beraneka jenis minuman yang berada di kota Malang. UD. Tosa Specialist Beverages mendistribusikan berbagai macam produk minuman seperti air mineral, susu dan produk minuman rasa buah. Pengurangan Bullwhip Effect merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan kinerja supply chain. Selain itu, peningkatan kinerja juga dapat dilakukan dengan memilih retailer yang memiliki kinerja yang baik. Pengurangan Bullwhip Effect dapat dilakukan dengan menerapkan konsep Centralized Demand Information. Sedangkan pengukuran kinerja retailer dilakukan dengan menggunakan matriks performance of activity. Performance of activity memiliki 7 dimensi aktivitas yang dijadikan alat ukur yaitu ongkos, waktu, kapasitas, kapabilitas, produktivitas, utilisasi dan outcome. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2011. Tempat dilaksanakan penelitian di Tosa Beverages Specialist, Jalan Pajajaran No. 8 Malang. Tahapan perhitungan Bullwhip Effect ada 4 tahap agregasi yaitu agregasi terhadap produk dan retailer, agregasi terhadap produk, agregasi terhadap retailer dan agregasi terhadap eselon. Pengukuran kinerja retailer diukur berdasarkan 5 dimensi kapasitas yaitu ongkos, waktu, kapasitas, produktivitas dan outcome. Pada penelitian diperoleh besarnya nilai Bullwhip Effect di enam retailer yang bekerjasama dengan UD. Tosa Special Beverages dapat dikurangi dengan menggunakan konsep Centralized Demand Information. Persentase pengurangan nilai rata-rata Bullwhip Effect pada empat tingkatan agregasi yang dilakukan yaitu agregasi terhadap produk dan retailer, agregasi terhadap produk, agregasi terhadap retailer dan agregasi terhadap eselon secara berturut-turut adalah sebesar 49,3%; 0,8%; 27,9%; 0,01%. Pengurangan nilai Bullwhip Effect ini mempengaruhi biaya persediaan yang dikeluarkan oleh pihak retailer. Total pengurangan biaya persediaan setelah penerapan konsep Centralized Demand Information di enam retailer sebesar Rp. 4.026.107,5 atau 19,64%. Pengukuran kinerja retailer menggunakan matriks Performance of Activity yang dilanjutkan dengan melakukan pembobotan pada masing-masing parameter. Diperoleh retailer dengan kinerja terbaik secara berturut-turut adalah toko ABC, Rubelan, Rejeki Muharto, Wawan Ngijo, Mandala batu dan Cleo dengan nilai pembobotan sebesar 5; 4,4; 4,2; 3,8; 2,6; 2,4.