Analisa Kelayakan Teknis dan Finansial Produksi Karbon Aktif Granula Tempurung Kelapa

Main Author: Maselllla, ChristinaPratiwi
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2011
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/148700/1/051104250.pdf
http://repository.ub.ac.id/148700/
Daftar Isi:
  • Sulawesi Utara mempunyai keunggulan dari segi produktifitas yang lebih tinggi Dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain selain itu Sulawesi Utara termasuk dalam lingkar Pasifik dan merupakan pintu gerbang dari dua jalur laut internasional yang menghubungkan Laut Pasifik dan Laut India. Luas areal perkebunan kelapa di Sulawesi Utara pada tahun 2010 mencapai 275.698 ha dengan total produksi diperkirakan sebanyak 260.155 ton (Ditjenbun, 2010) yang berarti terdapat sekitar 31.218,6 ton/tahun tempurung yang dihasilkan. Karbon aktif banyak digunakan pada industri pengolahan air minum, industri gula, industri obat-obatan dan masih banyak sekali penggunaan karbon aktif di industri-industri lainnya. Pada umumnya karbon aktif digunakan sebagai adsorben. Berdasarkan data ekspor tahun 2003 Indonesia lebih banyak mengekspor dalam bentuk arang tempurung (56%) sedangkan negara lain dalam bentuk arang aktif (Departemen Pertanian, 2007). Dari potensi ketersediaan bahan baku dan peluang pasar maka dapat dijadikan sebagai dasar untuk pendirian industri karbon aktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan teknis dan finansial dari produksi karbon aktif granula tempurung kelapa jika dilakukan pendirian agroindustri karbon aktif granula tempurung kelapa. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Mekatronika Alat dan Mesin Agroindustri, Jurusan Keteknikan Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari – Mei 2011. Prosedur penelitian secara umum dibagi menjadi beberapa tahap yaitu : Identifikasi masalah, Studi pustaka, Pelaksanaan percobaan, Pengumpulan data, Analisa kelayakan teknis dan Analisa Kelayakan Finansial. Hasil penelitian diperoleh untuk mutu karbon aktif dengan perlakuan aktivasi Na2CO3, kadar air 3,78 %, daya serap terhadap iodine 1.039,05 mg/g, rendemen 25,73 %, untuk perlakuan aktivasi H3PO4 kadar air 3,39 %, daya serap terhadap iodine 1.196,05 mg/g, rendemen 26,67 %, untuk perlakuan aktivasi larutan kapur tohor kadar air 1,18 %, daya serap terhadap iodine 711,18 mg/g, rendemen 27,47 %. Kelayakan dari aspek teknis meliputi letak geografis industri yaitu di Sulawesi Utara, potensi bahan baku yang memadai, mutu karbon aktif (bilangan iodine dan kadar air) yang sesuai SNI, kapasitas produksi sebesar 1,5 ton/hari yang dapat terpenuhi dan pemilihan teknologi yang sesuai. Sedangkan kelayakan dari aspek finansial untuk perlakuan aktivasi Na2CO3 diperoleh HPP Rp. 77.724,89/unit, harga jual Rp 110.000/unit atau Rp 5.500/kg, BEP 727 unit atau senilai Rp. 79.889,68, NPV Rp. 249.834.762, IRR 34,79 %, Net B/C 1,56, payback period 2,8 tahun dan untuk perlakuan aktivasi H3PO4 diperoleh HPP Rp. 142.638,65/unit, harga jual Rp 200.000/unit atau Rp 10.000/kg, BEP 430 unit atau senilai Rp. 85.978.370,33, NPV Rp. 854.596.810, IRR 65 %, Net B/C 2,92, payback period 1,54 tahun.