Pengaruh Pemanfaatan Berbagai Inokula Untuk Meningkatkan Laju Pada Proses Pembentukan Biogas Berbahan Baku Kotoran Sapi
Main Author: | Pambudi, YudhisIndra |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2011
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/148682/1/051104192.pdf http://repository.ub.ac.id/148682/ |
Daftar Isi:
- Salah satu energi alternatif yang dapat diperbarui adalah biogas yang mana berasal dari kotoran ternak. Biogas adalah hasil fermentasi secara anaerobik. Fermentasi anaerobik merupakan proses perombakan suatu bahan menjadi bahan lain dengan bantuan mikroba tertentu dalam keadaan tidak berhubungan langsung dengan udara bebas (anaerob) (Judiamidjojo dkk, 1992). Untuk pembuatan reaktor biogas dibutuhkan lahan yang relatif luas sehingga peternak yang memiliki lahan yang sempit kesulitan untuk membangun sebuah reaktor biogas. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang percepatan pembentukan biogas dengan reaktor yang kecil dengan bantuan inokula yang banyak tersedia di pasaran yang belum teruji keefektifitasannya. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan gambaran volume biogas yang dihasilkan digester dengan penambahan mikroba pemroses yang berbeda, mengetahui mikroba pemroses biogas yang tepat untuk meningkatkan laju produksi pembentukan biogas Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 5 perlakuan dan 2 kali ulangan. Faktor perlakuan adalah jenis mikroba inokula. Perlakuan yang digunakan ada 5 jenis mikroba, yaitu merk A (M1), B (M2), C (M3), D (M4) dan satu perlakuan dengan mikroba pembentuk biogas secara alami sebagai control (M5). Hasil pengamatan produksi biogas selama 57 hari pada perlakuan M1, M2, M3, M4 dan M5 1109.0 liter, 1082.2 liter, 1098.5 liter, 1139.0 liter, dan 1078.3 liter. Sedangkan untuk volume per hari berturut-turut sebesar 19.5 liter/hari, 19.0 liter/hari, 19.3 liter/hari, 20.0 liter/hari dan 18.9 liter/hari. Pada pengamatan uji nyala api, perlakuan M4 menunjukkan skala 5 pada hari ke 8, sedangakan perlakuan M1 pada hari ke 10, perlakuan M2 dan M3 menunjukkan skala 5 pada hari ke 9 dan untuk perlakuan M5 menunjukkan skala 5 pada hari ke 17. Pada analisis kandungan CH4 untuk perlakuan M1, M2, M3, M4 dan M5 berturut-turut sebesar 59.0 %; 55.8 %; 50.4 %; 59.2 % dan 45.7 %. Untuk nilai kalor didapatkan dengan mengkonversi kandungan metana murni, yaitu pada perlakuan M1 sebesar 19.5 J/cm3, perlakuan M2 sebesar 18.4 J/cm3 , perlakuan M3 16.6 J/cm3, perlakuan M4 sebesar 19.5 J/cm3 dan perlakuan M5 sebesar 15.1 J/cm3. Pada pengujian kandungan CO2 pada perlakuan M1, M2, M3, M4 dan M5 didapatkan hasil berturut-turut sebesar 20 %, 19.1 %, 20 %, 20 % dan 18.8 %. Efektifitas yang terbesar terdapat pada mikroba pemroses merk D sebesar 5.32 %.