Uji Performansi Mesin Penepung Porang (Amorphopallus onchopyllus) Tipe Tumbuk
Main Author: | Prawiro, HeruRetno |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2011
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/148670/1/051103487.pdf http://repository.ub.ac.id/148670/ |
Daftar Isi:
- Proses penepungan porang adalah salah satu syarat untuk meningkatkan nilai ekonomi dan kualitas porang. Oleh karena itu diperlukan mesin penepung dengan performansi yang baik agar dihasilkan efisiensi penepungan yang mendukung. Adapun tujuan dari uji performansi mesin penepung porang tipe tumbuk ini adalah untuk mengetahui besarnya kapasitas, rendemen, kualitas serta energi yang dibutuhkan dalam proses penepungan sehingga data yang diperoleh nantinya dapat dijadikan acuan pada proses penepungan selanjutnya. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Mei - Juni 2011 di Pabrik pengolahan porang Desa Sumberbendo, Kecamatan Saradan Madiun, Bengkel mesin pertanian Desa Klandungan, Malang dan Laboratorium Teknik Prosessing Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode uji empirikal penampilan produk pada proses penepungan yaitu dengan percobaan secara langsung dengan menggunakan faktor perlakuan pengeringan dengan bantuan sinar matahari yang memiliki kadar air 17.419 % bb dan pengeringan dengan bantuan tray dryer yang memiliki kadar air 11.553 % bb. Berat porang yang digunakan pada masing-masing perlakuan adalah 45 kg dan dilihat kapasitas, rendemen, susut tercecer, kualitas, dan energi penepungan. Kapasitas penepungan untuk bahan porang sebesar 45 kg pada perlakuan pertama adalah sebesar 2.561 kg/jam dan 2.848 kg/jam pada perlakuan kedua. Rendemen paling tinggi diperoleh saat bahan yang digunakan menggunakan kadar air 11.553 % bb yaitu sebesar 88.611 %. Susut tercecer mesin penepung terkecil sebesar 0.75 Nilai modulus kehalusan terbaik yang didapat adalah pada perlakuan dengan kadar air 11.553 % bb yaitu 1.340 pada fraksi kasar, 0.0143 pada fraksi berat, 0.0027 pada fraksi ringan dan 0.7113 pada tepung tercecer. Sementara diameter rata-rata partikel tepung fraksi kasar terbaik yang diperoleh yaitu 0.0104, sementara pada tepung fraksi berat, fraksi ringan, dan tepung tercecer memiliki nilai yang sama antara dua perlakuan. Nilainya berturut – turut adalah sebesar 0.00414, 0.00410 dan 0.00672. %. Energi yang diperlukan untuk masing – masing proses penepungan adalah sebesar 3208.1 kJ/kg dan 3157.8 kJ/kg.