Evaluasi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Berdasar Aspek Perilaku Pekerja Pada Proses Produksi Di Pabrik Gondorukem dan Terpentin Rejowinangun-Trenggalek
Main Author: | Prasetyo, AryDrajat |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2011
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/148550/ |
Daftar Isi:
- Pabrik Gondorukem dan Terpentin (PGT) Rejowinangun merupakan pabrik yang mengolah getah pinus menjadi produk berupa gondorukem dan terpentin yang memiliki nilai tambah lebih tinggi yang merupakan bahan baku produk-produk seperti cat, pernis, pelitur dan sejenisnya. PGT Rejowinangun dibangun berdasarkan Project Statement Nomor 0955/KPTS/DIR/1993 tanggal 11 September 1993 dengan kapasitas pabrik terpasang 10.000 ton getah/tahun. Keselamatan dan Kesehatan Kerja sangat diperlukan untuk menghindari terjadinya kecelakaan dalam suatu proses produksi. Kecelakaan kerja merupakan suatu kejadian yang tak terduga dan tidak dapat dihindari, namun dapat dicegah melalui usaha-usaha tertentu. Salah satu penyebab kecelakaan kerja adalah faktor manusia. Aspek ergonomi pekerja juga perlu diperhatikan untuk menciptakan keselamatan dan kesehatan kerja. Hal-hal tidak ergonomis yang dilakukan pekerja saat menjalankan pekerjaan dapat menimbulkan kecelakaan kerja yang ringan maupun berat. Pada penelitian ini, evaluasi keselamatan dan kesehatan kerja dilakukan berdasakan keergonmisan fasilitas, ruang kerja, kondisi kerja dan penerapan manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3) yang berpengaruh terhadap pekerja. Evaluasi ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner, melakukan wawancara dan pengamatan secara langsung di bagian proses produksi. Setelah melakukan evaluasi dapat diketahui kekurangan yang ada di bagian proses produksi ini sehingga dapat dilakukan perbaikan secara tepat. Berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa perlu diadakan perbaikan pada area kerja di Pabrik Gondorukem dan Terpentin Rejowinangun ini untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja terutama mengenai perilaku pekerja yang membahayakan seperti kesadaran memakai alat pelindung diri yang kurang, kebersihan ruangan yang kurang diperhatikan sehingga dapat menggagu kenyamanan pekerja, serta manajemen keselamatan dan kesehatan kerja perusahaan.