Pemodelan Proses Evaporasi Pada Pembuatan Sirup Gula Kelapa Skala Ganda Kajian Suhu dan Lama Proses Evaporasi dengan Bahan bakar LPG
Main Author: | HendraSetyaPutra |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2010
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/148461/1/051003728.pdf http://repository.ub.ac.id/148461/ |
Daftar Isi:
- Kebutuhan gula nasional pada tahun 2008 diperkirakan sebesar 4,85 juta ton yang terdiri dari 2,1 juta ton untuk keperluan industri dan 2,75 juta ton untuk konsumsi rumah tangga (Arifin, 2008), sedangkan produksi gula pada tahun 2008 hanya mencapai 2,8 juta ton (BPS, 2009). Melihat kenyataan ini, maka perlu adanya upaya untuk mengatasi defisit akan gula dengan cara mencarikan alternatif sumber gula dari bahan lain. Salah satu alternatif terbaik adalah pengembangan agroindustri gula palma (kelapa, aren, siwalan) (Pattnayak dan Misra, 2004). Produk gula palma, salah satunya dari nira kelapa, saat ini masih dikenal dalam bentuk gula cetak. Menurut Daniati (2005), kebutuhan bahan bakar untuk pengolahan gula cetak terlalu mahal biayanya mencapai 51,07% sedangkan harga nira hanya 21,06% dari total biaya produksi. Salah satu solusi alternatif pengembangan adalah memperbaiki bentuk produk gula cetak ke arah sirup gula. Perubahan orientasi produksi gula cetak ke sirup gula diduga dapat mengurangi kebutuhan bahan bakar dan waktu proses menjadi efisien. Sehingga perlu dilakukan penelitian pemodelan proses evaporasi ditinjau dari waktu dan suhu. Penelitian ini bertujuan mendapatkan model proses evaporasi pada pembuatan sirup gula kelapa menggunakan bahan bakar LPG serta mendapatkan karakteristik kualitas produk sirup gula kelapa pada skala ganda. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Agrokimia dan Laboratorium Komputasi dan Analisis Sistem, Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya Malang. Rancangan percobaan yang digunakan adalah metode respon permukaan (response surface methodology/ RSM) dengan rancangan komposit pusat (central composite design/ CCD) terdiri dari 2 faktor yaitu suhu dan lama evaporasi. Respon yang diamati adalah kadar TPT dan kebutuhan LPG selama evaporasi. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh model persamaan dan hasil optimal. Model persamaan kuadratik untuk respon kenaikan TPT adalah : Log10(TPT) = – 4,98505+ (0,033911 x X1) + (0,031858 x X2) – (1,29191 x 10-4 x X1 x X2) + (2,30885 x 10-4 x X12) – (5,05727 x 10-5 x X22). Sedangkan untuk respon kebutuhan bahan bakar LPG adalah : BB = – 407,53270 + (7,47119 x X1) + (0,67111 x X2). Hasil optimasi yang diperoleh adalah kenaikan TPT sebesar 12,387 % Brix dan kebutuhan LPG sebesar 266,84 gram pada suhu (X1) = 70 oC, lama (X2) = 225,58 menit. Dari sini dilakukan penggandaan skala dan didapatkan model persamaan regresi pembuatan sirup gula kelapa dengan menggunakan suhu 70 0C, lama proses = 606 + (26,9 x Kenaikan TPT), sedangkan untuk kebutuhan LPG, regresi yang digunakan adalah = 113 – (2,77 x Kenaikan TPT) + (0,855 x lama). Sehingga untuk mendapatkan kadar TPT 70 % Brix dari kadar TPT nira awal sebesar 16,5 % Brix dibutuhkan lama evaporasi 34,2 jam. Perhitungan biaya total produksi untuk pembuatan sirup gula kelapa sebesar Rp 12.958.550,00 perbulan.