Prognosa Genangan Banjir Menggunakan SIMOBA Untuk Kajian Lingkungan Hidup Strategis Terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ponorogo
Main Author: | NoviaLusiana |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2010
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/148444/1/051003026.pdf http://repository.ub.ac.id/148444/ |
Daftar Isi:
- Banjir dan masalah lingkungan yang terus melanda Kabupaten Ponorogo khususnya, disebabkan oleh semakin berkurangnya kawasan resapan air (alih fungsi lahan) dan semakin rusaknya hutan dan kawasan konservasi di wilayah hulu misalnya pada kawasan hutan di Gunung Wilis dan Gunung Sigogor serta sekitarnya. Perlu dilakukan usaha prediksi banjir sejak dini sebagai usaha pengendalian bencana banjir. Melalui bantuan Sistem Informasi Geografi (SIG) dapat dilakukan prediksi tentang bencana berdasarkan data cuaca atau iklim (prognosa) khususnya prognosa potensi genangan banjir yang terjadi. Sistem Informasi dan Model Pengelolaan Banjir (SIMOBA) merupakan salah satu software SIG yang dapat memprediksi genangan banjir. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknik Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Jurusan Keteknikan Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang. Lokasi penelitian ini dikhususkan pada DAS Tempuran Kabupaten Ponorogo yang merupakan pertemuan 3 sungai yaitu Sungai Sungkur, Sungai Slahung dan Keyang. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Januari sampai dengan Juni 2010. Alat-alat yang digunakan berupa PC (Personal Computer) sebagai hardware pengolah input data dengan didukung software ArcView 3.3 ESRI, MapObject, Microsoft Visual Basic 6.0, SIMOBA sebagai software pemodelan hidrologi. Data-data input yang dibutuhkan berupa peta kontur wilayah sekitar DAS Tempuran, peta batas DAS Tempuran, peta jaringan sungai dan data curah hujan harian selama 10 tahun terakhir. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis spasial dari genangan (limpasan) banjir yang terbentuk pada DAS Tempuran pada kondisi tata guna lahan aktual dan kondisi tata guna lahan berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah pada tahun 2008-2028. Masing-masing juga dibandingkan luas genangan pada periode ulang 10, 25, 50 tahun. Hasil penelitian sebagai berikut : 1) Pada wilayah DAS Tempuran didapatkan nilai Koefisien Manning sebesar 0,032 yang menghasilkan beda luas genangan terkecil (4 ha) antara hasil genangan simulasi dan genangan aktual dan nilai inilah yang nantinya akan digunakan pada simulasi genangan pada periode ulang selanjutnya, 2) Dari hasil simulasi didapatkan luas genangan dan kedalaman genangan periode ulang yaitu pada periode 10 tahun luas genangan 1904,406 ha dengan kedalaman 5,43 m, pada periode 25 tahun luas genangan 2203,068 ha dan kedalaman 6,22 m, pada periode 50 tahun 2530,425 ha dan kedalaman 6,62 m, 3) Dengan adanya rencana penambahan penggunaan lahan sebagai pemukiman di dataran banjir Kabupaten Ponorogo dari 2597,09 ha menjadi 4142,552 ha dapat memperluas genangan banjir dari 1850 ha menjadi 1892,120 ha atau bertambah 42 ha. Hal ini nantinya juga akan berpengaruh terhadap luas genangan pada periode ulang, 4) Berdasarkan adanya pertambahan luas genangan yang diakibatkan oleh penambahan sebagai lahan pemukiman maka diperlukan adanya perbaikan tata ruang wilayah di sekitar DAS Tempuran yang mendukung dalam mengurangi luas genangan banjir yang terjadi.