Penggunaan Analytical Hierarchy Process (AHP) dalam Penilaian Karyawan Berdasarkan Kompetensi studi kasus di PT. Petrokimia Kayaku, Gresik
Main Author: | NikenDewiHapsari |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2009
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/148226/1/050903137.pdf http://repository.ub.ac.id/148226/ |
Daftar Isi:
- Penilaian karyawan di PT. Petrokimia Kayaku menggunakan DP3, dimana merupakan sistem penilaian berdasarkan kriteria yang terbatas pada bobot yang sama oleh atasan. Sistem penilaian DP3 memungkinkan penilaian yang subyektif, oleh karena itu perlu dikembangkan penilaian karyawan yang lebih obyektif, salah satunya menggunakan kriteria kompetensi Spencer. Kriteria kompetensi tersebut mempunyai tingkatan bobot yang berbeda. Penentuan bobot kriteria kompetensi dapat dilakukan menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP). Tujuan penelitian ini adalah melakukan penilaian karyawan berdasarkan kriteria kompetensi Spencer. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah menentukan bobot kriteria kompetensi menggunakan AHP, membandingkan DP3 dan kompetensi Spencer dalam penilaian karyawan. Penelitian dilaksanakan di Departemen SDM dan Keuangan PT. Petrokimia Kayaku pada bulan Januari 2009. Sistem yang diteliti adalah sistem penilaian karyawan yang terdiri dari elemen-elemen yaitu karyawan, alat penilai dan penilai. Karyawan yang dinilai adalah tingkat pelaksana. Alat penilai adalah cara penilaian yang akan dilakukan. Penilai merupakan Kepala Departemen SDM dan Keuangan, Kepala Bagian SDM serta Kepala Bagian Keuangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai bobot kelompok kompetensi Spencer dari yang terbesar sampai yang terkecil berturut-turut adalah bertindak dan berprestasi (0,255); memahami masalah(0,218); kematangan pribadi (0,189); manajerial (0,114); menolong dan melayani (0,140); menimbulkan dampak dan pengaruh (0,084). Proaktif (0,087) adalah kriteria kelompok kompetensi bertindak dan berprestasi yang mempunyai bobot terbesar. Perbandingan penilaian menggunakan 2 sistem yang berbeda (DP3 dan kompetensi Spencer) dilakukan terhadap 8 karyawan. Berdasarkan penilaian kompetensi, 2 karyawan bernilai baik (4,134 dan 3,625); 4 karyawan bernilai cukup (3,291; 3,273; 3,059; 2,710) dan 2 karyawan bernilai sedang (2,433; 2,377). Hasil penilaian menggunakan DP3 yaitu 4 karyawan bernilai baik, 2 karyawan mempunyai nilai cukup dan 2 karyawan mendapatkan nilai sedang.