Analisa Proses Penyulingan Minyak Atsiri daun Serai Wangi (Citronella) enggunakan Metode Uap Langsung

Main Author: HilmanGhifary
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2008
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/148071/1/050801228.pdf
http://repository.ub.ac.id/148071/
Daftar Isi:
  • Minyak atsiri merupakan salah satu komoditas ekspor non migas yang cukup potensial untuk dikembangkan karena tanaman penghasil minyak atsiri tersebut dapat tumbuh baik di Indonesia. Sebagian besar minyak atsiri digunakan dalam bidang industri makanan dan kesehatan. Minyak atsiri dalam bidang kesehatan banyak digunakan sebagai bahan antiseptik internal atau eksternal, insektisida, dan wangi-wangian. Dengan berbagai macam jenis minyak atsiri yang dihasilkan, Indonesia merupakan negara terbesar ketiga dunia penghasil minyak atsiri yang diantaranya berasal dari : minyak daun nilam (patchouli), minyak daun kenanga (cananga oil), minyak daun kayu putih (cajuput oil), dan minyak daun serai wangi (citronella oil). Minyak serai wangi merupakan salah satu minyak atsiri terpenting karena mengandung sitronelal rendah dan kadar geraniol tinggi. Minyak serai wangi biasanya memiliki mutu normal dengan kadar sitronelal 35% dan 85% geraniol, sehingga biasanya digunakan sebagai bahan baku untuk ekstraksi geraniol dan kemudian diubah menjadi bentuk ester. Minyak ini juga sangat baik digunakan sebagai bahan pewangi sabun dan ekstraksi isolat aromatik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : proses penyulingan daun serai wangi menggunakan metode uap langsung dengan perlakuan KA bahan yang berbeda, besarnya laju penyulingan, besarnya rendemen minyak yang dihasilkan, efisiensi energi penyulingan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknik Prosesing Hasil Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang pada bulan Mei 2007. Analisa awal menyebutkan bahwa permasalahan terletak pada penggunaan kadar air bahan yang berbeda. Dari keseluruhan hasil pengolahan data dapat diketahui bahwa laju aliran destilat berkisar antara 1.85 kg/jam hingga 5.04 kg/jam. Data tersebut menunjukkan bahwa semakin lama waktu penyulingan, laju aliran destilat penyulingan juga semakin menurun. Rendemen minyak serai wangi dari penyulingan dengan uap langsung terbesar terdapat pada bahan dengan kadar air 30 % sebesar 0,79 % dan rendemen terkecil terdapat pada bahan dengan kadar air 60 % sebesar 0,75%. Energi spesifik terbesar pada penyulingan dengan uap langsung terjadi pada bahan berkadar air 30 % sebesar 2.267.737,542 kJ/kg minyak, dan energi spesifik terkecil terjadi pada bahan berkadar air 80 % sebesar 568.936,7089 kJ/kg minyak. Efisiensi penggunaan uap pada penyulingan daun serai wangi tertinggi terjadi pada bahan dengan kadar air 40 % sebesar 72,17 %, sedangkan efisiensi penggunaan uap terendah terjadi pada bahan dengan kadar air 80 % sebesar 67,12 %. Semakin rendah kadar air yang terkandung dalam bahan semakin tinggi pula efisiensi penggunaan uap.kata kunci : minyak atsiri, penyulingan, serai wangi