Proses pengolahan pucuk tebu (Saccharum officinarum) untuk pakan ternak dengan metode fermentasi kajian konsentrasi Inokulum dan lama fermentasi
Main Author: | IraPurwaningAsri |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2008
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/148065/1/050801011.pdf http://repository.ub.ac.id/148065/ |
Daftar Isi:
- Pakan merupakan faktor utama penentu tingkat produksi dan produktivitas ternak. Hambatan utama petani ternak dalam usaha meningkatkan produksi dan populasi ternaknya adalah makin terbatasnya ketersediaan pakan. Ketersediaan pakan ternak di Indonesia dipengaruhi oleh musim, pada musim hujan ketersediaan hijauan melimpah dan pada musim kemarau produksi hijauan menurun. Untuk itu perlu digali potensi bahan pakan yang banyak tersedia dalam negeri, salah satu diantaranya dengan menggunakan limbah pertanian yang umum digunakan sebagai pakan ternak adalah pucuk tebu (Rukmana,2001). Pucuk tebu adalah hasil samping yang diperoleh dari tahap penebangan tebu dimana 30% dari bagian tanaman tebu yang digunakan sebagai pakan ternak ruminansia. Pucuk tebu tidak dapat disimpan lama sehingga perlu adanya teknologi pengawetan untuk memperpanjang masa simpan. Salah satu teknologi pengawetan hijauan yang telah banyak dilakukan dan sesuai dengan karakteristik pucuk tebu adalah silase (Indriani dan Sunarsih, 1992). Silase didefinisikan sebagai hijauan pakan segar yang disimpan dalam satu tempat yang kedap udara yang disebut silo dengan tujuan untuk mengawetkan bahan pakan dan memperkecil kehilangan nutrisi pakan (Rukmana, 2001). Dengan proses ensilase yang lama sekitar 21 hari maka perlu dilakukan penambahan inokulum yaitu Sacharomycess cereviceae dan Lactobacillus thermophillus untuk mempercepat proses ensilase tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi inokulum dan lama fermentasi untuk menghasilkan kualitas silase pucuk tebu.Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial dengan menggunakan 2 (dua) faktor yaitu faktor I konsentrasi inokulum (0, 10, dan 20%(b/v)) dan faktor II lama fermentasi (7, 14, 21 hari). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan lama fermentasi dan konsentrasi inokulum berpengaruh nyata (α=0,05) terhadap bahan kering, protein kasar, lemak kasar, serat kasar, karbohidrat, C/N ratio, total asam, pH, dan total plate count (TPC) sedangkan untuk interaksi kedua perlakuan tersebut tidak berpengaruh nyata. Pada analisis C/N ratio, interaksi keduanya memberikan pengaruh yang nyata sehingga dilanjutkan dengan uji DMRT. Perlakuan terbaik adalah pada silase pucuk tebu dengan perlakuan konsentrasi inokulum 20% dan lama fermentasi 21 hari dengan kualitas fisik berwarna hijau kecoklatan, harum keasaman, tekstur lunak, tidak berlendir dan tidak terdapat jamur, mempunyai pH 3,9, lemak kasar 3,03%, total asam 2,22%, C/N ratio 38,94% dan TPC 6,21 log/ml. Kata Kunci : Pucuk tebu, silase, fermentasi.