Penggunaan Shuujoshi Joseigo oleh Ojoman dalam Drama Paradise Kiss Karya Sutradara Takehiko Shinjo
Main Author: | Ermalita, Qorida Nury |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/148/1/QORIDA%20NURY%20ERMALITA%20.pdf http://repository.ub.ac.id/148/ |
Daftar Isi:
- Shuujoshi merupakan artikel pada akhir kalimat atau pada akhir bagian dalam kalimat yang dipergunakan untuk menyatakan perasaan pembicara seperti rasa haru, larangan, kekaguman dan lain sebagainya. Penggunaan shuujoshi lebih tampak apabila digunakan dalam bahasa lisan. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan masyarakat, penggunaan shuujoshi berdasarkan gender sedikit mengalami perubahan. Perubahan ini ditandai dengan semakin banyaknya penggunaan shuujoshi gender pria oleh wanita, begitu pula sebaliknya. Tujuan dari penelitian ini adalah mencari penggunaan shuujoshi joseigo dalam drama Paradise Kiss Karya Sutradara Takehiko Shinjo. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analisis yaitu metode penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian. Dengan drama Jepang yang berjudul Paradise Kiss Karya Sutradara Takehiko Shinjo sebagai sumber data, penelitian ini difokuskan pada penggunaan ragam bahasa wanita. Data penelitian merupakan penggunaan partikel akhir (shuujoshi) ragam bahasa wanita oleh pemeran pria yang terdapat dalam full movie drama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 23 penggunaan shuujoshi ragam bahasa wanita oleh pemeran pria dengan rincian shuujoshi wa (わ) sebanyak 7 kali, termasuk di dalamnya shuujoshi kashira (かしら) sebanyak 4 kali, shuujoshi ne (ね) sebanyak 6 kali, dan shuujoshi no (の) sebanyak 6 kali, shuujoshi wa ne (わね) sebanyak 1 kali. Dari hasil penelitian dapat diketahui alasan pemeran pria menggunakan ragam bahasa wanita antara lain menunjukkan rasa ketidakpastian, pertanyaan kepada seseorang, menyampaikan rasa atau keadaan hati yang kuat, memberikan penegasan, mempertahankan pendapat, memberikan jawaban, memberikan kepastian, ketidakpastian, dan memaksa mitra tutur untuk setuju.