Pembuatan Briket Bioarang Daun Tebu Serta Perkiraan Biaya Produksinya kajian Konsentrasi Perekat Pati Tapioka dan Kapur

Main Author: EmieldaRizqiah
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2008
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/147903/1/050802086.pdf
http://repository.ub.ac.id/147903/
Daftar Isi:
  • Tebu ( Saccharum officinarum Linn) termasuk keluarga Graminae atau rumput-rumputan. Pada umumnya, setelah batang-batang tebu ditebang, daun tebu yang sudah kering (klentekan) biasanya dibakar hingga menjadi abu atau bahkan hanya dibuang begitu saja. Padahal daun tebu yang kering (klentekan) merupakan salah satu biomassa yang ketersediaannya cukup melimpah dan memiliki nilai kalor yang cukup tinggi yaitu sekitar 3267,10 kal/g. Untuk meningkatkan nilai ekonomisnya, limbah daun tebu kering (klentekan) terlebih dahulu harus diproses menjadi briket bioarang. Briket adalah bahan bakar padat sebagai sumber energi alternatif pengganti bahan bakar minyak yang melalui proses karbonasi kemudian dicetak dengan tekanan tertentu baik dengan atau tanpa bahan pengikat ( binder ) maupun bahan tambahan lainnya. Selain untuk meningkatkan nilai ekonomis dari daun tebu tersebut, pemanfaatan daun tebu kering (klentekan) menjadi briket juga sebagai bahan bakar alternatif untuk mengantisipasi harga BBM yang terus meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kombinasi perlakuan yang terbaik antara jumlah perekat pati tapioka dan bahan tambahan kapur untuk dapat menghasilkan briket arang yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif, untuk mengetahui biaya produksi yang dibutuhkan untuk pembuatan briket bioarang daun tebu serta untuk mengetahui perbandingan kualitas serta harga antara briket bioarang daun tebu, arang kayu dan briket arang komersial. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Daya dan Mesin Pertanian Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian dan Laboratorium Motor Bakar Jurusan Teknik Mesin Fakultas Mesin Universitas Brawijaya pada bulan Maret-Juli 2008. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 faktor yaitu konsentrasi perekat pati tapioka (P) dan konsentrasi bahan imbuh kapur (K) yang masing-masing terdiri dari 3 level yaitu P 1 (1,88%), P2 (2,19%) dan P3 (2,50%); K1 (2%), K2 (3%), K3 (4%) yang diulang sebanyak 3 kali. Pengamatan dilakukan pada rendemen produk, kadar air, ketahanan tekan, nilai kalor, laju pembakaran dan kadar abu. Perlakuan terbaik terdapat pada briket bioarang dengan persentase perekat pati tapioka 1,88% dan persentase kapur 3% dengan nilai rendemen produk 32,25%, kadar air 5,95%, ketahanan tekan 0,0443 kg/cm 2, nilai kalor 3184,24 kal/g, laju pembakaran 2,62 g/menit dan kadar abu 24,14%. Dari hasil perhitungan diperoleh harga pokok produksi sebesar Rp. 1.120,23 per kilogram dan dengan harapan laba sebesar 40% maka harga jual sebesar Rp. 1.700 per kilogram. Nilai BEP (unit) 11.986,03 kilogram atau sebesar Rp.18.224.978,07.