Analisa emisi gas buang biodiesel minyak kelapa sawit mentah (CPO) hasil proses pengeringan vakum

Main Author: AdhitiaDwiNugroho
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2007
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/147594/1/050701381.pdf
http://repository.ub.ac.id/147594/
Daftar Isi:
  • Indonesia merupakan salah satu produsen kelapa sawit terbesar di dunia. Pertumbuhannya yang meningkat pesat mempengaruhi perkembangan pasar global. Kebutuhan pasar dunia terhadap minyak sawit dan turunannya semakin meningkat, menggeser kedudukan minyak nabati lain. Untuk itu diperlukan pemrosesan untuk menambah nilai jual. Salah satunya digunakan untuk pembuatan bahan bakar alternatif yaitu biodiesel. Solar merupakan salah satu produk olahan dari minyak bumi, persediannya akan menipis seiring penggunaannya yang terus menerus. Biodiesel atau methyl ester diperoleh dari proses methanolisis minyak/lemak, menggunakan reaksi transesterifikasi ataupun esterifikasi dengan katalis basa atau asam ditambah metanol berfungsi sebagai altrnatif pengganti solar. Tujuan penelitian adalah mengetahui proses pembuatan biodiesel dari CPO, mengetahui pengaruh waktu dan suhu pada pengeringan biodiesel menggunakan metode vakum, mengetahui emisi gas buang biodiesel menggunakan motor bakar. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok untuk pengujian kadar air dengan 2 faktor. Faktor I adalah suhu pemanasan 50°C, 60°C, 70°C dan faktor II adalah waktu pemanasan 20 menit, 40 menit dan 60 menit. Faktor I dan II terdari dari 3 taraf. Percobaan diulang sebanyak 3 kali. Untuk pengujian emisi gas buang menggunakan motor diesel 4 langkah yang dihubungkan orsat apparatus. Pengujian menggunakan perbandingan Biodiesel dengan solar, yaitu 0%, 50% dan 100%. Kadar air biodiesel setelah pengeringan dengan vakum berkisar antara 0.010%-0.023%. Kadar air terkecil diperoleh pada perlakuan waktu 60 menit dengan suhu pemanasan 70°C (W3 T70). Semakin lama waktu pemanasan dan suhu semakin tinggi maka kadar airnya akan semakin sedikit. Faktor lain yang mempengaruhi kadar air yaitu pemisahan biodiesel dan air pada saat pencucian. Dari hasil uji emisi gas buang CO, terendah terdapat pada perbandingan biodiesel 100% berkisar antara 0,53-1,20%. Emisi gas buang CO tertinggi terdapat pada perbandingan biodiesel 0% berkisar antara 1,20-2,00%. Emisi gas buang CO2 terendah terdapat pada perbandingan biodiesel 50% berkisar antara 1,47-2,80%. Emisi gas buang CO2 tertinggi terdapat pada perbandingan biodiesel 0% berkisar antara 2,33-3,00%. Kandungan O2 terendah terdapat pada perbandingan biodiesel 100% berkisar antara 1,60-2,40%. Kandungan O2 tertinggi terdapat pada perbandingan biodiesel 0% berkisar antara 2,26-3,07%.