Pengembangan Sistem Informasi Bimbingan Konseling Siswa Pada Smp Negeri 1 Panarukan
Main Author: | Hidayatullah, AhmadTaufiq |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/147432/ |
Daftar Isi:
- SMP Negeri 1 Panarukan merupakan sekolah menengah pertama yang memiliki visi sekolah yaitu “Maju Ceria” Mandiri, Jujur, cerdas, inovatif, dan berakhlak mulia. Berdasarkan visi dan misi tersebut, salah satu tujuan yang hendak dicapai oleh pihak instansi sekolah adalah pembentukan pribadi siswa yang berakhlak mulia. Untuk dapat menciptakan tujuan tersebut, maka dibentuklah tata tertib peserta didik yang mengatur segala aturan terkait cara berseragam, cara bersikap, kewajiban peserta didik, dan sanksi yang didapat. Selain tata tertib, layanan bimbingan konseling juga ikut andil dalam menyelenggarakan dan menegakkan visi tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan koordinator BK, terdapat masalah yang timbul akibat perekapan poin pelanggaran yang masih dicatat manual. Banyak poin pelanggaran yang tidak terakumulasi dengan poin pelanggaran sebelumnya. Akibatnya sanksi pelanggaran yang harusnya didapat dirasa kurang setimpal dengan pelanggaran yang sudah dilakukan. Hal ini juga berakibat pada pemberian nilai akhlak dan kepribadian, dan akhirnya berakibat pada kelayakan siswa untuk naik kelas. Siswa yang mencapai poin pelanggaran lebih dari 15 akan mendapat surat panggilan orang tua, agar orang tua datang ke sekolah menemui BK dan mendapat penjelasan tentang tingkah laku putra/putrinya yang kurang baik. Namun, hal ini sering tidak dihiraukan oleh siswa, banyak siswa yang tidak berani memberikan surat pengantar tersebut kepada orang tuanya dikarenakan takut dan malu, sehingga mengharuskan bapak atau ibu wali kelas terjun langsung untuk memberikan surat panggilan tersebut. Bimbingan konseling siswa juga merupakan fungsi utama dari BK. Input dari bimbingan konseling ini adalah kuesioner yang disebar untuk seluruh siswa baik dari kelas 7 hingga 9 yang berjumlah 603 anak. Kuesioner ini terdiri dari 7 lembar daftar masalah dan 1 lembar jawaban yang berisi data diri dan masalah yang dipilih siswa. Maka akan ada 4824 kertas yang digunakan setahun sekali hanya untuk menangkap permasalahan siswa. Proses ini terkesan terlalu membuang-buang kertas. Berdasarkan masalah-masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diberikan solusi untuk mengembangkan suatu sistem informasi yang mempunyai manfaat untuk dapat mengatasinya, sehingga tercipta beberapa ruang lingkup yang mencakup pencatatan poin pelanggaran agar poin pelanggaran dapat terakumulasi dengan tepat, penentuan sanksi poin pelanggaran yang memiliki fungsi notifikasi untuk dapat menyempurnakan peran dari surat panggilan orang tua, bimbingan konseling untuk dapat mengurangi peranan kertas, dan analisis rekomendasi kenaikan kelas dengan nilai akhlak dari pihak BK. Pengembangan perangkat lunak dimulai dengan melakukan analisis kebutuhan untuk mendapatkan kebutuhan perangkat lunak dari sudut pandang pengguna. Selanjutnya dilakukan perancangan perangkat lunak untuk menghasilkan class diagram, sequence diagram, physical data model, perancangan komponen dan perancangan antarmuka. Implementasi perangkat lunak dilakukan menggunakan vi CodeIgniter sebagai framework PHP, Bootstrap sebagai framework HTML dan CSS, dan MySQL sebagai sistem menajamen basis data. Pengujian perangkat lunak menggunakan metode basis path testing, validation testing, dan compatibility testing. Hasil dari basis path testing adalah 2 fungsi perangkat lunak memiliki struktur yang mudah dipahami dan mudah diimplementasi, dan 1 fungsi memiliki struktur yang lebih kompleks, sehingga akan lebih sulit untuk dilakukan pengujian. Hasil dari validation testing adalah fungsi perangkat lunak dapat berjalan sesuai dengan fungsionalitasnya. Hasil dari compatibility testing adalah perangkat lunak dapat digunakan di 10 macam jenis browser.