Daftar Isi:
  • Diabetes Melitus tipe 2 (DMT2) merupakan penyakit gangguan metabolik yang disebabkan oleh resistensi insulin dan penurunan fungsi sel β pankreas. Peningkatan ROS (Reactive Oxygen Species) pada DMT2 dapat menyebabkan komplikasi ke berbagai organ, salah satunya adalah ginjal. Treadmill merupakan salah satu upaya untuk mengurangi efek DMT2 dengan memperbaiki homeostasis glukosa dan meningkatkan sensitifitas insulin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh treadmill terhadap kadar malondialdehid (MDA) dan gambaran histopatologi ginjal pada tikus (Rattus norvegicus) model DMT2 dengan induksi high fat diet (HFD) sebanyak 40 g/ekor/hari selama 64 hari dan injeksi multiple low dose streptozotocin (MLD STZ) dosis 30 mg/kg BB secara intraperitoneal, sebanyak dua kali injeksi dengan interval pemberian injeksi 1 minggu. Penelitian ini menggunakan tiga kelompok yaitu normal sedentari, DMT2 sedentari, dan DMT2 treadmill. Treadmill dilakukan selama 6 hari dalam seminggu, dengan kecepatan dan durasi yang meningkat setiap 2 minggu yaitu 10 meter/menit selama 10 menit, 14 meter/menit selama 22 menit, 18 meter/menit selama 34 menit, 22 meter/menit selama 46 menit, dan 27 meter/ menit selama 60 menit. Kadar MDA diukur dengan menggunakan metode Thiobarbituric Acid (TBA) dan gambaran histopatologi ginjal diwarnai dengan Hematoxylin Eosin (HE). Hasil penelitian menunjukkan treadmill secara signifikan (p<0,05) menurunkan kadar MDA dan menurunkan ekspansi sel mesangial, penebalan membran filtrasi serta memperbaiki kerusakan sel-sel ginjal, dengan cara meningkatkan ambilan glukosa dan sensitivitas insulin, sehingga dapat disimpulkan bahwa latihan fisik treadmill dapat menurunkan kadar MDA dan memperbaiki histopatologi ginjal pada tikus model DMT2.