Daftar Isi:
  • Air berguna untuk memenuhi kebutuhan langsung manusia seperti air minum, sanitasi, kebutuhan air industri maupun kebutuhan tidak langsung seperti irigasi, perikanan, pembangkit listrik maupun kepentingan lainnya. Bahkan dapat dipastikan tanpa pengembangan sumberdaya air secara konsisten peradaban manusia tidak akan mencapai tingkat yang dinikmati sampai saat ini. Terjadinya pemanasan global yang berujung pada perubahan iklim menimbulkan dampak terhadap ketersediaan air di bumi. Dampak nyata dari pemanasan global adalah terjadinya peningkatan intensitas kekeringan di berbagai wilayah. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNBP) telah mengeluarkan peta indeks resiko bencana kekeringan (drought disaster risk index map) di Riau. Peta tersebut memperlihatkan bahwa sebagian besar wilayah di Riau memiliki tingkat resiko kekeringan yang sedang dan tinggi. Pada penelitian ini menggunakan salah satu metode untuk menganalisa kekeringan yaitu theory run. Pada tahun 2004 Departemen Pekerjaan Umum membuat pedoman perhitungan indeks kekeringan menggunakan teori run. Metode ini memiliki tujuan untuk menghitung indeks kekeringan berupa jumlah kekeringan terbesar dan durasi kekeringan terpanjang pada lokasi stasiun hujan yang tersebar di suatu wilayah. Lokasi studi berada pada DAS Rokan Provinsi Riau, data hujan yang digunakan untuk analisa adalah data hujan bulanan selama 22 tahun (1993-2014) dari 9 stasiun hujan yang salah satu stasiun hujannya berada diluar cakupan DAS Rokan. Setelah melakukan analisa kekeringan menggunakan metode theory run dibuat peta sebaran kekeringan mengguanakan bantuan tools IDW pada software Arc GIS. Hasil studi menunjukan bahwa jumlah kekeringan kumulatif terbesar terjadi pada tahun 2014 sebesar -2750 mm pada stasiun hujan Pekan Tebih. Untuk durasi kekeringan terpanjang paling lama sebesar 25 bulan yang terjadi pada tahun 2014. Kekeringan tersebut merupakan lanjutan dari Desember tahun 2012 hingga Desember 2014 di stasiun Bangko Jaya. Berdasarkan hasil pembuatan peta sebaran kekeringan dengan menggunakan bantuan metode IDW pada software Arc GIS, kecamatan yang mengalami kekeringan terparah adalah kecamatan Rokan IV Koto.