tudi Penentuan Status Mutu Air Di Sungai Brantas Bagian Hilir Untuk Keperluan Air Baku
Daftar Isi:
- Peningkatan jumlah penduduk di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas Hilir mengakibatkan penurunan kualitas air karena peningkatan kegiatan penduduk disekitarnya. Limbah dari kegiatan tersebut langsung dibuang kesungai tanpa pengolahan terlebih dahulu. Studi ini bertujuan untuk mengetahui kondisi air pada Sungai Brantas(Mojokerto Surabaya) tahun 2010-2014. Data yang digunakan dari Balai Besar Sungai Brantas (BBWS) dengan periode pengambilan data 3 bulan sekali melalui 5 titik pemantauan selanjutnya dianalisa dengan Metode Water Quality Index (WQI) dan Metode STORET. Parameter yang digunakan berdasarkan Keputusan Mentri Kesehatan No. 907 tahun 2002 yaitu temperatur, TSS, TDS, DO, COD, BOD, pH, Ammonia (NH3-N), fosfat, Total coli. Parameter tersebut dianalisa dengan Peraturan Pemerintah No.82 tahun 2001 dan hasilnya menunjukan sebagian besar parameter yang tidak memenuhi standar baku mutu adalah TSS, BOD, fosfat, Total coli. Hasil analisa kualitas air menurut Metode WQI periode bulanan 40% tercemar ringan (kelas 3), 10% tercemar sedang (kelas 4), 25% tercemar berat (kelas 5), dan 25% kotor (kelas 6). Periode tahuanan 32% tercemar ringan (kelas 3), 36% tercemar sedang(kelas 4), 4% tercemar berat (kelas 5), dan 28% kotor (kelas 6). Pada musim penghujan 48% tercemar ringan (kelas 3), 24% tercemar sedang (kelas 4), 28% kotor (kelas 6), musim kemarau 36% tercemar ringan (kelas 3), 24% tercemar sedang (kelas 4), 16% tercemar berat (kelas 5), 24% kotor (kelas 6).Menurut Metode STORET periode bulanan 15% tercemar sedang (kelas C), dan 85% tercemar berat (kelas D). Periode tahunan, musim penghujan dan musim kemarau presentasenya 100% tercemar berat (kelas D). Hasil perhitungan dengan Metode STORET tidak memenuhi standar baku mutu yang di tetapkan oleh Keputusan Gurbernur Jawa Timur No. 61 tentang peruntukan sungai di Jawa Timur.