Perancangan Kebijakan Perawatan Mesin Air Turbo Compressor (ATC) Dengan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) II (Studi Kasus PT. Polychem Indonesia Tbk., Merak)
Main Author: | Pratama, SeptiawanPambudi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/145578/1/JURNAL.pdf http://repository.ub.ac.id/145578/2/SKRIPSI.pdf http://repository.ub.ac.id/145578/3/ABSTRAK.pdf http://repository.ub.ac.id/145578/ |
Daftar Isi:
- Mesin Air Turbo Compressor (ATC) merupakan salah satu mesin yang beroperasi pada Air Separation Unit Plant II PT. Polychem Indonesia Tbk. Sampai saat ini, mesin ATC masih mengalami downtime dengan rata-rata downtime sebesar 16,5% tiap bulan sehingga mempengaruhi nilai keandalan mesin. Downtime mesin ATC terjadi akibat jarang dilakukan perawatan pada komponen mesin ATC. PT. Polychem Indonesia Tbk menggunakan jenis perawatan corrective yakni hanya melakukan perawatan terhadap komponen yang mengalami kerusakan. Mesin ATC memerlukan perbaikan perawatan menggunakan metode Reliability Centered Maintenance (RCM) II untuk meminimalisir kerusakan mesin saat proses produksi berlangsung. Metode ini juga dapat menentukan prioritas penanganan komponen, penentuan waktu interval perawatan mesin dengan tepat, menurunkan biaya perawatan, meningkatkan nilai keandalan komponen maupun mesin itu sendiri serta penentuan jenis perawatan mesin dengan tepat. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) digunakan untuk mengidentifikasi dan memprediksi potensi kegagalan yang mungkin terjadi pada tiap komponen mesin. Penentuan jenis distribusi dan parameter distribusi terpilih membantu untuk mendapatkan nilai Mean Time to Failure (MTTF) dan Mean Time to Repair (MTTR) dari data kerusakan komponen mesin. Perhitungan total biaya didapatkan dari akumulasi biaya tenaga kerja, biaya kerugian produksi, biaya penggantian komponen, serta lama waktu yang dibutuhkan dalam perbaikan setiap komponen sehingga menghasilkan total biaya terendah dalam perawatan mesin dan juga mendapatkan waktu perawatan interval (TM) yang tepat untuk memudahkan teknisi melakukan perawatan mesin. Perhitungan keandalan mesin dilakukan dengan membandingkan antara nilai keandalan mesin berdasarkan waktu MTTF dengan waktu TM mesin yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan nilai keandalan setelah dilakukan penelitian ini. Jenis perawatan yang tepat didapatkan dari RCM II decision worksheet dengan masing-masing komponen memiliki perlakuan perawatan yang berbeda. Perhitungan persediaan komponen mesin dapat ditentukan dengan menggunakan metode Q berdasarkan interval waktu perawatan (TM) yang dihasilkan. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa terdapat 8 komponen kritis mesin serta waktu interval perawatan (TM) dan biaya perawatan optimalnya yaitu low speed pinion bearing tiap 644,37 jam dengan biaya perawatan sebesar Rp 5.738/jam, oil seal stage 1 tiap 796,93 jam dengan biaya perawatan sebesar Rp 3.489/jam, gas seal stage 1 tiap 1140,09 jam dengan biaya perawatan sebesar Rp 3.591/jam, impeller stage 1 tiap 1251,35 jam dengan biaya perawatan sebesar Rp 5.330/jam, high speed pinion bearing tiap 732,26 jam dengan biaya perawatan sebesar Rp 5.585/jam, gas seal stage 3 tiap 1300,48 jam dengan biaya perawatan sebesar Rp 2.808/jam, oil seal stage 3 tiap 1377,49 jam dengan biaya perawatan sebesar Rp 2.226/jam, dan thrust bearing tiap 759,99 jam dengan biaya perawatan sebesar Rp 5.979/jam. Persediaan minimum komponen yaitu 7 unit journal bearing (low speed dan high speed pinion), 4 unit oil seal, 4 unit gas seal, 2 unit impeller stage 1, dan 2 unit thrust bearing.