Analisa Metode Perhitungan Evaporasi Potensial di Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur
Daftar Isi:
- Pendekatan perhitungan evapotranspirasi, baik potensial maupun aktual sangat bervariasi, baik yang sering digunakan maupun yang jarang sekali digunakan. Pada umumnya, metode-metode yang digunakan untuk menaksir besarnya evapotranspirasi didasarkan pada anggapan bahwa air tersedia secara berlebihan, sehingga yang didapat adalah nilai evaporasi potensial. Dengan bervariasinya metode-metode perhitungan untuk mengetahui besarnya evaporasi potensial, maka akan bervariasi pula nilai evaporasi potensial yang didapat. Oleh karena itu, perlu adanya suatu analisa agar dari bervariasinya metode tersebut, didapat satu metode yang terbaik yang sesuai dengan kondisi iklim dari suatu lokasi tertentu, dimana nantinya akan mempermudah dalam penggunaan metode untuk mengetahui besarnya evaporasi potensial sesuai kondisi iklimnya. Studi ini dilakukan di Stasiun Klimatologi Klas II Karangploso, Kabupaten Malang dengan data iklim (suhu udara, kelembaban udara, lama penyinaran matahari, dan kecepatan angin) dan data evaporasi hasil pengamatan selama 10 tahun, mulai tahun 2004 sampai dengan 2013. Metode yang digunakan untuk mengetahui besarnya evaporasi potensial, antara lain Metode Blaney-Criddle, Metode Radiasi, Metode Penman Modifikasi FAO, Metode Penman-Monteith, Metode Thornthwaite, dan Model Regresi Linier Berganda. Sedangkan untuk mengetahui kesesuaian metode antara metode-metode diatas terhadap hasil pengamatan menggunakan Uji Efisiensi Nash-Sutcliffe, Uji Stasioner, Mean Absolute Error (MAE), Koefisien Determinasi, dan Kesalahan Relatif. Berdasarkan hasil analisa kesesuaian metode tersebut akan didapatkan sebuah metode evaporasi potensial terpilih. Berdasarkan hasil analisa kesesuaian metode, Metode Penman-Monteith merupakan metode evaporasi potensial terpilih. Hal ini didasarkan pada hasil pengujian yang telah memenuhi kriteria-kriteria pengujian, antara lain untuk Uji Efisiensi Nash-Sutcliffe, Metode Penman-Monteith termasuk dalam kriteria sangat baik karena nilai ENS = 0,755. Untuk Uji Stasioner, baik Uji-F maupun Uji-t, Metode Penman-Monteith dikatakan stasioner. Untuk nilai MAE, Metode Penman-Monteith memiliki nilai paling rendah dibandingkan metode lain, yaitu 0,281. Untuk koefisien determinasi, Metode Penman-Monteith memiliki nilai R2 = 0,7981 = 79,81%. Dan yang terakhir, untuk nilai Kr, Metode Penman-Monteith memiliki nilai paling baik, yaitu 0,809.