Daftar Isi:
  • Banyak studi numerik menggunakan metode elemen hingga untuk menganalisis perilaku struktur beton bertulang, masalah keretakan beton merupakan masalah utama dalam perilaku struktur beton bertulang. dalam analisa ini. pengaruh beban aksial dan hancur beton pada area tekan (compression region) dan faktor prosentase tulangan apakah menggunakan tulangan normal ( > 1% ) atau tulangan ringan (< 1%) juga menjadi permasalahan tersendiri dalam memprediksi respons non-linear dinding geser. Analisa metode elemen hingga pada penelitian ini memasukkan faktor keretakan dan hancur beton diarea tekan sebagai parameter untuk memberikan prediksi pada respons non-linear dinding geser beton bertulang pada berbagai macam prosentase tulangan. Dalam kajian numerik ini menggunakan model elemen isoparametrik delapan titik nodal dengan jumlah 90 elemen dan hasil dari kajian numerik dibandingkan dengan hasil eksperimental yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Terdapat dua model dinding geser dalam studi numerik ini yaitu SW-1 dan SW-2 dengan prosentase tulangan yang sama yaitu 0.28 %. Model SW-3 merupakan dinding geser dengan prosentase tulangan 2.54 %. Parameter material yang digunakan antara lain : SW-3 menggunakan beton dengan tegangan tekan f’c = 18 mpa dan tegangan leleh tulangan fy = 280 mpa serta modulus elastisitas Es = 150000 mpa. Untuk dinding geser SW-3 tegangan tekan beton yang digunakan yaitu f’c = 20 mpa, tegangan leleh baja 386 mpa dan modulus elastisitas baja Es = 210000 mpa. Analisa numerik dilakukan dengan pembebanan lateral bertahap dimulai dari kondi elastis, kondisi retak dan hancur tekan. Hasil perhitungan ini berupa kurva beban – perpindahan dan gambar pola keretakan dinding geser. Setelah dilakukan perbandingan dengan hasil kajian eksperimental pada SW-1 dan SW-2 kurva beban perpindahan hasil analisa numerik cukup berhimpit jika dibandingkan dengan kurva hysteresis hasil eksperimental akan tetapi pada pola retak terdapat perbedaan dimana dalam analisa numerik terdapat perambatan retak pada dinding geser sedangkan hasil uji eksperimental tidak terjadi perambatan retak melainkan gap opening pada pondasi dinding geser. Model SW-3 dengan tulangan normal menunjukkan bahwa selain kurva beban – perpindahan yang memiliki kesamaan hasil juga dari perambatan retaknya hasilnya mendekati hasil eksperimental.