Analisis ATP/WTP pada Rencana Jalan Tol Kraksaan-Banyuwangi
Daftar Isi:
- Jawa Timur merupakan Provinsi terpadat kedua di Indonesia. Hal tersebut didapat berdasarkan data sensus oleh Badan Pusat Statistik. Kepadatan penduduk di Jawa Timur juga terjadi terhadap bidang transportasi yang semakin meningkat. Meningkatnya kepadatan transportasi tersebut juga terjadi pada Rute Kraksaan-Banyuwangi, rute ini memiliki nilai keselamatan rendah dengan salah satu alasannya yaitu seringnya terjadi kecelakaan pada wilayah sekitar. Guna menangani permasalahan tersebut direncanakan pembangunan tol Kraksaan-Banyuwangi yang juga bertujuan untuk mendukung adanya Tol Trans-Jawa. Rencana pembangunan membutuhkan investasi badan usaha sehingga diperlukan tinjauan terhadap tarif ideal berdasarkan persepsi pengguna menggunakan analisis terhadap kemampuan pengguna dengan metode Abillity To Pay (ATP) dan kemauan pengguna dengan metode Willingness To Pay (WTP). Pengambilan data dilakukan dengan survei menggunakan metode kuisioner dan wawancara terhadap 422 responden secara acak dengan meninjau beberapa karakteristik yang diperlukan dalam penelitian. Survei dilakukan pada kecamatan Besuki dengan 2 titik survei yaitu, Banyuglugur dan Arak-Arak yang dilaksanakan selama 2 hari. Penelitian juga meninjau terhadap tarif ideal masa mendatang yang dipengaruhi pertumbuhan inflasi 5 tahun terakhir serta pengaruh perkembangan wilayah dengan perbandingan nilai PDRB wilayah studi dan wilayah sekitar seperi Surabaya, Mojekerto, Gempol dan Sidoarjo. Berdasarkan grafik hubungan antara ATP dan WTP didapatkan hasil karakteristik responden serta tarif ideal tol Kraksaan-Banyuwangi yaitu, Golongan 1 Rp.625,00/Km, Golongan 2 Rp.937,50/Km, Golongan 3 Rp.1.250,00/Km, Golongan 4 Rp.1.562,50/Km, dan Golongan 5 Rp. 1.875,00/Km. Tarif ideal yang didapat dinilai rendah apabila dibandingkan dengan tarif tol pada daerah Surabaya, Gempol, Sidoarjo, serta Mojekerto. Perbedaan tersebut dianggap wajar mengingat nilai pertumbuhan berdasarkan data BPS menyatakan bahwa wilayah Kraksaan-Banyuwangi masih berada dibawah beberapa wilayah tersebut. Rendahnya tarif ideal juga dipengaruhi oleh persepsi responden terhadap kepadatan transportasi rute yang ditinjau dinilai masih normal dan belum menganggap penting adanya jalan alternatif / tol dimana sebagian besar responden merupakan pengguna yang belum pernah menggunakan tol.