Perbandingan Metode Standardized Precipitation Index (SPI) dan Thornthwaite Mather Dalam Menentukan Indeks Kekeringan Pada DAS Rondoningu Kabupaten Probolinggo
Daftar Isi:
- Kekeringan adalah ketersediaan air yang jauh di bawah kebutuhan air untuk kebutuhan hidup, pertanian, kegiatan ekonomi dan lingkungan. Dalam penanganan bencana kekeringan, hal mendasar yang perlu diketahui adalah dimensi indeks kekeringan untuk mengetahui besarnya kekeringan di suatu daerah sebelum dilakukan manajemen pengelolaan kekeringan lebih lanjut. Penelitian ini menggunakan metode Standardized Precipitation Index (SPI) dan Thornthwaite Mather. Metode SPI merupakan metode yang digunakan untuk mengidentifikasi kejadian kekeringan meteorologis yang dicirikan dengan kekurangan curah hujan sebagai indikasi pertama terjadinya bencana kekeringan sedangkan metode Thornthwaite Mather digunakan untuk mengidentifikasi kekeringan pertanian yang dicirikan dengan kekurangan lengas tanah. Setelah perhitungan indeks kekeringan, dilakukan penggambaran peta sebaran kekeringan menggunakan interpolasi Kriging pada software ArcGIS. Untuk mengetahui kesesuaian antara indeks kekeringan yang dihasilkan dengan keadaan di lokasi studi maka dilakukan perbandingan antara indeks kekeringan dengan data debit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa puncak kekeringan metode SPI periode defisit 1 bulan terjadi pada bulan Januari dan April dengan kecamatan yang mengalami kekeringan yaitu Kecamatan Krejengan, Maron, Gading, dan Krucil. Pada periode defisit 3 dan 6 bulan puncak kekeringan terjadi pada bulan Desember di seluruh kecamatan. Pada periode defisit 12 bulan puncak kekeringan terjadi pada bulan Agustus dan Oktober di Kecamatan Pajarakan dan Kraksaan. Sedangkan pada metode Thornthwaite Mather, puncak kekeringan terjadi pada bulan September di seluruh kecamatan. Berdasarkan analisis kesesuaian antara indeks kekeringan dan debit, untuk metode Standardized Precipitation Index periode defisit 1 bulan prosentasi kesesuaian rata-rata sebesar 59,3% sedangkan metode Thornthwaite Mather prosentasi kesesuaian rata-rata sebesar 74,5%. Sehingga bisa disimpulkan bahwa perhitungan indeks kekeringan dengan metode Thornthwaite Mather memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi dibanding perhitungan dengan metode Standardized Precipitation Index.