Daftar Isi:
  • Tingginya tingkat pertumbuhan pasar konstruksi nasional membuat perusahaan penyedia jasa kontraktor saling beradu stategi untuk memberikan penawaran yang terbaik agar konsumen menggunakan jasa perusahaan tersebut. Untuk mendapatkan pengeluaran yang efektif perusahaan harus mampu membaca setiap aktifitas yang dilakukan pada saat pengerjaan proyek agar terkontrol dengan baik sehingga tidak terjadi overcosting dalam aktifitas yang menyebabkan pengeluaran biaya yang berlebihan. Dengan menggunakan sistem Activity Based Costing (ABC) perusahaan bisa menganalisa tentang penetapan harga pokok yang bisa digunakan sebagai media informasi kepada konsumen tentang harga yang di tawarkan oleh perusahaan serta perusahan bisa mengontrol laju pengeluaran biaya ketika pengadaan sedang berlangsung Pada penelitian ini dilakukan pengambilan data yang berasal dari wawancara dengan pemilik perusahaan dan beberapa karyawan di lapangan serta mengacu pada dokumentasi perusahaan. Pengambilan data yang dilakukan peneliti meliputi data biaya keseluruhan proyek, data biaya tenaga kerja, data bahan baku, data overhead proyek, dan data aktivitas pengerjaan proyek. Pada proses pengolahaan data menggunakan metode ABC (Activity Based Costing) dengan tahap pengolahaannya mengacu pada aktivitas yang diakukan oleh proyek yaitu terdapat 9 aktivitas yang kemudian di breakdown menjadi sub aktivitas yang kemudian pengelompokan biaya sesuai sub kelompok aktivitasnya setelah dilakukan pengelompokan selanjutnya setiap sub aktivitas dijumlah untuk mengetahui hasil per aktivitasnya. Hasil dari perhitungan biaya menggunakan metode ABC (Activity Based Costing) dan tradisional. Terdapat 9 aktivitas yang dihitung dengan menggunakan kedua metode. Pada aktivitas Pengerjaan Panel MDP perhitungan tradisional menunjukkan Rp. 94.837.000 sedangkan ABC Rp. 91.103.400 terdapat selisih Rp. 3.733.600. pada aktivitas pengerjaan Panel SDP 1 perhitungan tradisional Rp. 44.591.000 sedangkan ABC Rp. 42.959.186 terdapat selisih 1.631.814. Pada pengerjaan panel SDP 2 perhitungan tradisional Rp. 41.395.000 sedangkan ABC Rp. 40.565.186 terdapat selisih 1.369.814. Pada pengerjaan panel SDP 3 perhitungan tradisional Rp. 42.093.000 sedangkan ABC 41.343.586 terdapat selisih Rp. 749.414. Pada pengerjaan panel SDP 4 perhitungan tradisional Rp. 36.659.000 sedangkan ABC Rp. 38.728.386 selisih terdapat pada perhitungan ABC yaitu Rp 2.069.386. Pada pengerjaan SDP 5 nilai metode tradisional Rp 36.778.000 sedangkan nilai metode ABC Rp 36.886.186 hanya terdapat selisih Rp 88.186 pada perhitungan ABC. Pada pemasangan Instalasi Kabel LADDER perhitungan tradisional Rp 107.161.000 sedangkan ABC 108.851.000 terdapat selisih 1.690.000. Pada Penyambungan kabel tradisional Rp 789.807.000 sedagkan ABC 805.877.000 terdapat selisih 16.070.000. Pada pemasangan pipa kompresor tradisional Rp 66.641.000 sedangkan ABC Rp 54.208.000 terdapat selisih Rp12.433.000.