Daftar Isi:
  • Kebutuhan luasan lingkungan kampus UB saat ini semakin banyak, namun ketersediaan lahan untuk mengakomodasi kebutuhan perkembangan kampus kurang. Di sisi lain penambahan jumlah civitas akademika membuat kampus semakin crowded. Penambahan ini ternyata berbanding lurus dengan penambahan jumlah kendaraan bermotor. Penataan kembali kampus melalui jalur sirkulasi merupakan salah satu upaya untuk dapat mengurangi kepadatan tersebut. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah sebagai bentuk evaluasi jalur pejalan kaki di area kampus karena kampus UB mencanangkan diri menuju Green Campus. Salah satu poin penting dalam penataan berbasis Green Campus adalah kualitas jalur pejalan kaki. Di sisi lain dengan banyaknya aktivitas berjalan kaki di area barat kampus UB akibat dekat dengan lingkungan permukiman dan indekost, kondisi jalur pejalan kaki belum tertata baik. Untuk itu, digunakan aspek Walkability sebagai salah satu cara untuk mengukur tingkat kualitas sirkulasi dalam bentuk jalur pejalan kaki. Aspek kenyamanan, keamanan dan kemenerusan jalur merupakan pendekatan yang diambil untuk mengkaji aspek Walkability ini. Penelitian ini kemudian dilakukan dengan metode observasi dan kuisioner pada mahasiswa sebagai jumlah terbanyak dalam komposisi civitas akademika di kampus. Observasi dilakukan pada lokasi amatan yang memiliki keterhubungan antara gerbang masuk di area barat dengan lingkungan fakultas. Kuisioner disebar pada 210 responden untuk mendapatkan tanggapan terhadap aspek walkability yang ada. Hasil yang didapatkan adalah jalur pejalan kaki di area barat kampus sudah cukup baik namun masih bisa ditingkatkan lagi terutama pada salah satu aspek walkability yaitu kenyamanan. Dengan diketahuinya pemenuhan aspek walkability di area barat kampus maka dapat disusun strategi-strategi evaluasi dan rekomendasi-rekomendasi untuk perbaikan lingkungan kampus terutama dalam hal sirkulasi jalur pejalan kaki.