Daftar Isi:
  • Surabaya merupakan pusat pertumbuhan utama yang memiliki fungsi kegiatan heterogen sehingga menjadikan Surabaya sebagai pusat orientasi kegiatan penduduk yang tinggal di wilayah sekitarnya seperti wilayah Sidoarjo. Motif seseorang untuk pindah adalah motif ekonomi. Motif tersebut sebagai pertimbangan ekonomi yang rasional dimana memiliki dua harapan utama yaitu harapan untuk memperoleh pekerjaan dan harapan untuk mendapakan pendapatan yang lebih tinggi. Perkembangan Surabaya yang pesat memberikan dampak terhadap peningkatan interaksi antara Sidoarjo dan Surabaya. Fungsi wilayah Sidoarjo sebagai kawasan tempat bermukim menjadikan pilihan bagi penduduk untuk bertempat tinggal di Sidoarjo namun tetap beraktivitas di wilayah Surabaya Dalam studi ini, perkembangan Surabaya yang pesat memberikan dampak terhadap peningkatan interaksi antara Sidoarjo dan Surabaya. Maka dari itu, dapat dilihat pola pergerakan penglaju di wilayah Sidoarjo menuju Surabaya memiliki volume yang tinggi terutama pada jam puncak menyebabkan terjadinya permasalahan kemacetan hal tersebut terlihat dari nilai derajat kejenuhan dan tingkat pelayanan pada rute Sidoarjo – Surabaya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui karakteristik penglaju Sidoarjo – Surabaya, model pemilihan moda bus dan kereta api serta probabilitas perpindahan pengguna moda kendaraan pribadi terhadap kendaraan umum. Penelitian ini menggunakan analisis Customer Satisfaction Index (CSI) dan standar pelayanan minimum moda angkutan umum untuk mengetahui tingkat kepuasan pelayanan moda serta analisis regresi multinomial logit untuk mengetahui model pemilihan moda dan probabilitas pemilihan moda. Berdasarkan metode analisis regresi multinomial logit dapat diketahui model pemilihan moda kereta api komuter untuk variabel yang berpengaruh yaitu variabel kenyamanan, keterjangkauan, fasilitas ruang tunggu, fasilitas keamanan, pendapatan dan jarak dan untuk model pemilihan moda bus untuk variabel yang berpengaruh yaitu keterjangkauan, fasilitas ruang tunggu, fasilitas ruang parkir, pendidikan, kepemilikan kendaraan dan waktu perjalanan maka dapat diketahui probabilitas pemilihan moda kereta api komuter sebesar 78,5% dan probabilitas pemilhan moda bus sebesar 52,5% terhadap moda kendaraan pribadi mobil jika adanya skenario pemaksimalan pada variabel – variabel yang berpengaruh dari setiap model yang dihasilkan. Dari hasil probabilitas tersebut dapat disimpulkan penglaju lebih memilih berpindah ke moda kendaraan umum kereta api komuter karena nilai probabilitas lebih mendekati nilai 100%.