Pola Ruang Pura Kahyangan Berdasarkan Susunan Kosmos Tri Angga dan Tri Hita Karana. (Studi Kasus: Pura Poten-Suku Tengger, Pura Giri Arjuno-Dusun Junggo, Pura Lempuyang Luhur-Bali)”

Main Author: Firmansyah, MaulanaReddy
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/145244/1/BAB3.pdf
http://repository.ub.ac.id/145244/2/BAB5.pdf
http://repository.ub.ac.id/145244/2/BAB4000000000.pdf
http://repository.ub.ac.id/145244/3/cover.pdf
http://repository.ub.ac.id/145244/4/BAB1.pdf
http://repository.ub.ac.id/145244/4/PUSTAKA.pdf
http://repository.ub.ac.id/145244/5/BAB2.pdf
http://repository.ub.ac.id/145244/
Daftar Isi:
  • Agama Hindu merupakan salah satu agama tertua di Nusantara yang dibawa oleh para pendeta dari India. Agama Hindu berkembang dan memberikan dampak besar di Nusantara khususnya di bidang sastra dan budaya. Pusat perkembangan agama Hindu pada masa itu terletak di Jawa Timur dimana pernah berdiri kerjaan bercorak Hindu terbesar di Nusantara bernama Majapahit. Namun pada awal kedatangan pengaruh agama Islam ke Nusantara menjadi awal keruntuhan kerajaan Majapahit. Pusat kerajaan Hindu pun berpindah ke Bali, dimana para pemuka agama telah membangun satu konsep rumah ibadah yang kita kenal sekarang sebagai pura. Pura di Bali berkembang besama dengan kebudayaan dan kehidupan sosial masyarakat Bali, kemudian meluas hingga kembali ke tanah Jawa dan berkembang di Jawa dengan kebudayaannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pola ruang pada pura Jawa Timur dan Bali berdasarkan susunan kosmos Tri Angga dan Tri Hita Karana serta untuk menganalisis penyandingan pola ruang pura di kedua wilayah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan pertimbangan objek penelitian dan topik penelitian yang berkaitan erat dengan kondisi sosial dan budaya setempat yang didalamnya tekandung makna-makna dan filosofi tertentu. Kriteria dipilihnya pura sebagai objek studi adalah lokasi pura harus berada di wilayah Jawa Timur dan Bali, pura merupakan jenis Pura Kahyangan, memiliki pengusung pura yang adalah masyarakat asli setempat, dan berada di lokasi yang disakralkan (gunung). Variabel yang digunakan diambil dari penelitian sebelumnya oleh Ngoerah, (1975) yaitu Pola Ruang dengan sub variabel orientasi, zonasi makro, zonasi mikro, dan prosesi, serta Konsep kosmologi dengan sub variabel Tri Hita Karana dan Tri Angga. Pada akhir penelitian didapatkan kesimpulan bahwa konsep pola ruang pada Pura bersifat fleksibel terhadap kondisi geografis setempat yang dipengaruhi oleh kepercayaan dan kebudayaan pengusung pura pada masing-masing wilayah. Penyesuaian pola ruang paling banyak terlihat pada orientasinya yang berdampak pada segi-segi pembentuk pola ruang lainnya.