Evaluasi Kinerja Persimpangan Bersinyal Jalan Laksamana Martadinata Kota Malang
Daftar Isi:
- Persimpangan Jalan Laksamana Martadinata, Kota Malang, di Kecamatan Klojen, Kelurahan Sukoharjo, yang merupakan daerah perdagangan jasa. Jalan tersebut juga merupakan jalan penghubung antar kota. Lalu lintas di Jalan Laksamana Martadinata sangatlah padat. Meskipun di persimpangan ini sudah didukung dengan lampu lalu lintas dan juga fly over, namun masih terjadi kemacetan di persimpangan tersebut. Adanya PKL yang berdagang di pinggir jalan sekitar Jalan Sartono S.H dan juga parkir on street di sekitar PKL tersebut menyebabkan hambatan samping menjadi bertambah, aktivitas angkutan kota yang menjadikan trotoar sebagai terminal bayangan atau tempat menaikkan dan menurunkan penumpang. Lokasi persimpangan yang bersinggungan dengan jalur rel kereta api juga dapat menambah volume kendaraan dan juga tundaan yang terjadi pada simpang tersebut. Tujuan penelitian mengetahui kinerja persimpangan bersinyal Jl. Laksamana Martadinata, Jl. Sartono SH, Jl. Kebalen Wetan, dan Jl. Kolonel sugiono, Kota Malang dengan menghitung nilai kapasitas, derajat kejenuhan, panjang antrian, dan tundaan. Setelah diketahui hasil tingakt pelayanan simpang tersebut akan dilakukan perencanaan manajemen lalu lintas yang bisa diterapkan untuk mengatasi masalah yang pada persimpangan Jalan Laksamana Martadianta. Hasil dari analisis kinerja persimpangan Jalan Laksamana Martadinata didapatkan bahwa tingkat pelayanan simpang pada weekday dengan nilai paling tinggi yaitu F, untuk tingkat pelayanan pada weekend didapatkan nilai tingkat pelayanan paling tinggi yaitu F. Sedangakan tingkat pelayanan simpang saat kereta api melintas pada saat weekday dan weekend didapatkan hasil dengan nilai F. Setelah dilakukan hasil analisis manajemen kapasitas didapatkan perubahan yang signifikan dengan melakukan penghilangan hambatan samping dan optimalisasi lampu lalu lintas, untuk nilai tingkat pelayanan simpang pada weekday dan weekend didapatkan nilai pelayanan simpang C, namun ketika alternatif tersebut diterapkan saat kereta api melintas nilai tingkat pelayanan simpangnya masih tetap pada nilai F.