Analisis Penjadwalan Proyek Dengan Menggunakan Metode FLASH Pada Industri Mesin Pascapanen
Main Author: | Harwanto, WisnuFort |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book Lainnya |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/145047/1/Jurnal_Wisnu_Fort_Harwanto_105060700111062.pdf http://repository.ub.ac.id/145047/2/ANALISIS_PENJADWALAN_PROYEK_DENGAN_MENGGUNAKAN_METODE_FLASH_PADA_INDUSTRI_MESIN_PASCAPANEN.pdf http://repository.ub.ac.id/145047/ |
Daftar Isi:
- PT. Semeru Jaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri mesin pascapanen. PT. Semeru Jaya menerapkan sistem first come first serve untuk setiap proyek yang datang dan penjadwalan eksisting perusahaan dalam menentukan due date project dari setiap permintaan hanya menggunakan intuisi atau pengalaman saja. Hal itu mengakibatkan PT. Semeru Jaya sering mengalami keterlambatan negatif atau earliness dalam menyelesaikan proyeknya sehingga berakibat pada penumpukan barang jadi di gudang. Selain itu penjadwalan proyek yang digunakan oleh PT. Semeru Jaya sering menghasilkan waktu penyelesaian yang tidak tepat. Fakta dilapangan menunjukkan bahwa data tidak selalu dalam kondisi yang pasti akibat beragam aktivitas yang ada dalam proyek. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menyusun penjadwalan proyek pekerjaan-pekerjaan dengan adanya ketidakpastian dan dilakukan perbandingan antar metode yang digunakan serta menentukan lintasan kritis pada jaringan kerja proyek. Metode yang digunakan dalam penjadwalan proyek adalah metode Fuzzy Logic Application for Scheduling (FLASH). Metode FLASH menggunakan Triangular Fuzzy Number dan merupakan salah satu metode penjadwalan yang menggunakan terminologi posibilitas dalam mengungkap ketidakpastian. Pada penelitian ini selain menentukan durasi dari proyek juga dilakukan penentuan lintasan kritis dari jaringan kerja yang terbentuk. Metode FLASH dilakukan dengan melakukan perhitungan maju, perhitungan mundur dan perhitungan total float sedangkan untuk mendapatkan lintasan kritis dari proyek digunakan ranking value. Diharapkan dengan penjadwalan proyek yang lebih baik perusahaan dapat menentukan waktu penyelesaian proyek yang lebih tepat sesuai kondisi aktual. Dari hasil pengolahan data dalam penjadwalan proyek, waktu penyelesaian proyek Mesin Giling D40 berdasarkan metode FLASH sebesar 6.365 menit untuk waktu batas bawah dan waktu batas atas adalah 12.795 menit dengan waktu paling mungkin adalah 9.070 menit. Sedangkan proyek Mesin Mixer 2T waktu batas bawah sebesar 7.890 menit dan waktu batas atas sebesar 17.745 menit dengan waktu paling mungkin sebesar 13.020 menit. Perbandingan antara metode perusahaan dan metode FLASH dengan hasil aktual menunjukkan bahwa metode FLASH menghasilkan nilai yang lebih baik jika dibandingkan dengan penjadwalan yang dilakukan oleh perusahaan. Dimana selisih penjadwalan yang dilakukan oleh perusahaan dengan aktual sebesar 5.280 menit pada proyek Mesin Giling D40 dan 3.360 menit pada proyek Mesin Mixer 2T. Sedangkan dengan metode FLASH didapatkan selisih sebesar 50 menit untuk proyek Mesin Giling D40 dengan nilai posibilitas sebesar 0,9866 dan selisih 420 menit untuk proyek Mesin Mixer 2T dengan nilai posibilitas sebesar 0,9323. Berdasarkan metode FLASH juga didapatkan lintasan kritis dari proyek yang perlu diperhatikan untuk menjaga waktu penyelesaian proyek agar tidak terjadi penundaan. Dengan demikian perusahaan dapat menggunakan metode FLASH untuk penjadwalan proyek yang lebih tepat.