Karakteristik Bentuk Atap Klenteng Pada Kawasan Pecinan Di Jawa Timur

Main Author: Sulistyaningrum, DestiyanaDwi
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/145002/1/BAB_4.pdf
http://repository.ub.ac.id/145002/2/BAB_5.pdf
http://repository.ub.ac.id/145002/3/COVER_-_PENGANTAR.pdf
http://repository.ub.ac.id/145002/4/Cover_Artikel.pdf
http://repository.ub.ac.id/145002/5/DAFTAR_PUSTAKA.pdf
http://repository.ub.ac.id/145002/6/DAFTAR_ISI_-_GAMBAR.pdf
http://repository.ub.ac.id/145002/7/DENAH_HOK_AN_KIONG_REVISI.pdf
http://repository.ub.ac.id/145002/8/DENAH_CHENG_HOO_SBY.pdf
http://repository.ub.ac.id/145002/9/DENAH_KEDIRI_REVISI.pdf
http://repository.ub.ac.id/145002/10/DENAH_KLENTENG_TUBAN.pdf
http://repository.ub.ac.id/145002/11/DENAH_LT_1_PANDAAN.pdf
http://repository.ub.ac.id/145002/12/DENAH_LT_2_PANDAAN.pdf
http://repository.ub.ac.id/145002/13/DENAH_MALANG_REVISI.pdf
http://repository.ub.ac.id/145002/13/DENAH_PAK_KIK_BIO_REVISI.pdf
http://repository.ub.ac.id/145002/14/KUDA-KUDA_GANTUNG_ENG_AN_KIONG.pdf
http://repository.ub.ac.id/145002/14/KUDA-KUDA_ENG_AN_KIONG_UTAMA.pdf
http://repository.ub.ac.id/145002/15/KUDA-KUDA_KWAN_SING_BIO.pdf
http://repository.ub.ac.id/145002/16/KUDA-KUDA_HOK_AN_KONG.pdf
http://repository.ub.ac.id/145002/17/LAMPIRAN.pdf
http://repository.ub.ac.id/145002/18/KUDA-KUDA_TJOE_HWIE_KIONG.pdf
http://repository.ub.ac.id/145002/19/LoA_Destiyana.pdf
http://repository.ub.ac.id/145002/20/RENCANA_ATAP_KWAN_SING_BIO.pdf
http://repository.ub.ac.id/145002/21/KUDA-KUDA_PAK_KIK_BIO.pdf
http://repository.ub.ac.id/145002/22/RENCANA_ATAP_ENG_AN_KIONG.pdf
http://repository.ub.ac.id/145002/23/RENCANA_ATAP_PAK_KIK_BIO.pdf
http://repository.ub.ac.id/145002/24/RENCANA_ATAP_TJOE_HWIE_KIONG.pdf
http://repository.ub.ac.id/145002/25/TAMPAK_DEPAN_CHENG_HOO_PANDAAN.pdf
http://repository.ub.ac.id/145002/26/TAMPAK_DEPAN_CHENG_HOO_PANDAAN_PLOT.pdf
http://repository.ub.ac.id/145002/27/TAMPAK_DEPAN_KLENTENG_TUBAN.pdf
http://repository.ub.ac.id/145002/28/TAMPAK_ENG_AN_KIONG.pdf
http://repository.ub.ac.id/145002/29/TAMPAK_HOK_AN_KIONG.pdf
http://repository.ub.ac.id/145002/30/TAMPAK_PAK_KIK_BIO.pdf
http://repository.ub.ac.id/145002/31/TAMPAK_TJOE_HWIE_KIONG.pdf
http://repository.ub.ac.id/145002/32/Artikel_Destiyana.pdf
http://repository.ub.ac.id/145002/33/BAB_1.pdf
http://repository.ub.ac.id/145002/34/BAB_2.pdf
http://repository.ub.ac.id/145002/35/BAB_3.pdf
http://repository.ub.ac.id/145002/
Daftar Isi:
  • Budaya arsitektur Tionghoa masuk ke Indonesia pada abad ke-13. Sebagian besar penduduk Tionghoa yang tinggal di Nusantara menyebar di kota-kota pesisir Jawa, yang lebih dikenal dengan kawasan Pecinan. Tahun 1835 bersamaan dengan masuknya pemerintahan Belanda membagi tiga strata berdasarkan ras. Ras kolonial yaitu penduduk keturunan Belanda, ras pribumi yaitu penduduk asli Indonesia dan ras keturunan Tionghoa. Hal ini membatasi penduduk Tionghoa untuk keluar dari kawasannya, sehingga cenderung berkembang dalam satu kawasan hingga saat ini disebut kawasan pecinan. Perkembangan kawasan pecinan tidak terlepas dari bangunan klenteng sebagai citra kawasan. Klenteng merupakan tempat peribadatan etnis Tionghoa. Bentuk atap klenteng, ornamen dan warna yang khas merepresentasikan arsitektur Tionghoa. Karakteristik bentuk atap Klenteng bertujuan mengidentifikasi dan mencari rekomendasi arah perkembangan klenteng menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian dilakukan dengan menentukan lokasi kota terpilih yang merepresetasikan arsitektur Tionghoa di Jawa Timur. Lokasi terpilih yaitu kota Tuban, Surabaya, Malang dan Kediri. Penentuan sampel menggunakan metode purposive sampling, dari populasi diseleksi berdasarkan pertimbangan penulis, sampel terpilih yaitu Klenteng Kwan Sing Bio Tuban, Klenteng Hok An Kiong dan Pak Kik Bio Surabaya, Klenteng Eng An Kiong Malang dan klenteng Tjoe Hwie Kiong Kediri. Kelima obyek dianalisis secara deskriptif – kualitatif dengan parameter variabel penelitian. Hasil karakteristik menunjukkan keragaman tipe bentuk atap yang ada pada kelima klenteng, yaitu menggunakan atap Ngang Shan, Hsieh Shan dan Tsuan Tien. Keragaman ornamen dan pemilihan warna pada atap klenteng memiliki simbol kepercayaan etnis Tionghoa. Hasil karakteristik bentuk atap menunjukkan dua bentuk, yaitu satu jumlah atap dalam satu ruang dan tiga jumlah atap dalam satu ruang. Kedua karakter atap menunjukkan prinsip desain proporsi dan irama. Bentuk atap mempengaruhi konstruksi penyangga atap, arsitektur Tionghoa memiliki kaidah struktur penyangga atap menggunakan Ba Jia Chuan Wu yaitu penyanga atap kayu dengan rohang portal persegi. Karakter organisasi ruang berbentuk persegi dengan keseimbangan simetris. Posisi ruang dengan jalan utama membentuk tegak lurus vertikal terhadap jalan utama. Rekomendasi yang dihasilkan dari penelitian yaitu rekomendasi bentuk atap, material dan fungsi.