Rough Cut Capacity Planning Body Terpisah Sebagai Strategi Pemenuhan Kebutuhan Kapasitas Bilas Logam (Studi Kasus: PT Industri Kereta Api)

Main Author: Putri, SelvyCaturNiaKusuma
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/144887/1/Jurnal.pdf
http://repository.ub.ac.id/144887/2/Skripsi.pdf
http://repository.ub.ac.id/144887/
Daftar Isi:
  • PT INKA (Industri Kereta Api) merupakan produsen tunggal sarana kereta api dalam negeri. Peningkatan kebutuhan sarana transportasi umum masal dan angkutan barang berdampak kepada peningkatan permintaan terhadap gerbong penumpang dan gerbong barang kereta api. Permintaan tersebut terus meningkat dari tahun ke tahun sehingga rawan mengalami keterlambatan penyelesaian proyek. Hasil observasi pada tahun 2009 oleh BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi), proses bilas logam merupakan bottleneck pada tahap finishing. Selain keterbatasan fasilitas yang hanya dapat menampung 1 unit gerbong kereta, pekerjaan bilas logam juga tidak dapat disubkontrakkan di luar workshop PT INKA karena dalam keadaan body utuh. Sehingga agar dapat disubkontrakkan, maka pengerjaan bilas logam perlu dilakukan secara terpisah yaitu sebelum dilakukan carbody assembly. Bagian terpisah gerbong kereta api terdiri dari bagian dasar kereta (underframe), bagian pangkal kereta (endwall), bagian sisi samping kereta (sidewall), dan bagian atap kereta (roof). Saat ini, bagian-bagian tersebut juga dibuat di luar workshop PT INKA. Kapasitas produksi PT INKA pada proses bilas logam dengan body terpisah dapat diketahui dengan melakukan pengukuran kerja. Pada penelitian ini dilakukan aktivitas pengukuran waktu kerja secara langsung dengan menggunakan stopwatch time study. Perhitungan waktu standar pada body terpisah didasarkan pada waktu standar body utuh yang telah dihitung sebelumnya dengan menggolongkan elemen pekerjaan berdasarkan manufacturing drawing. Nilai kelonggaran ditetapkan dengan pendekatan berdasarkan rekomendasi ILO (International Labour of Organization), sedangkan dalam menentukan nilai performance rating menggunakan penyesuaian Schumard. Perhitungan dan perencanaan kebutuhan kapasitas selanjutnya dilakukan menggunakan metode Rough Cut Capacity Planning dengan teknik Bill of Labour. Target tahun 2016 adalah setara 440 kereta penumpang dan setelah dihitung dengan kemampuan proses bilas logam PT INKA yang sebelumnya dilakukan dengan body utuh, ternyata kapasitas yang tersedia hanya 328 unit kereta penumpang. Sementara jumlah pesanan yang masuk lebih besar dari target penjualan yaitu sebanyak 459 kereta penumpang dan 131 flat car. Jumlah pesanan yang harus dikerjakan pada tahun 2016 adalah gabungan dari pesanan yang masuk pada tahun 2016 ditambah dengan pesanan kereta pada tahun 2015 yang belum selesai. Hasil perhitungan dengan strategi bilas logam body terpisah dapat memenuhi kebutuhan kapasitas sesuai dengan pesanan tahun 2016. Strategi terpilih adalah penerapan 3 shift dan dikombinasikan dengan subkontrak pada komponen sidewall di periode 1, 2, 3, 5 dan 6 serta subkontrak komponen sidewall dan 17 roof di periode 4. Pada periode 11 dan 12 masih terdapat banyak sisa jam yaitu 283,366 jam dan 562,500 jam yang dapat digunakan sebagai waktu cadangan apabila terdapat kemoloran waktu pengerjaan pada periode-periode sebelumnya atau digunakan untuk pengerjaan kereta pada target tahun berikutnya.