Pemilihan Moda Antara Kendaraan Pribadi (Mobil Dan Motor) Dengan Kereta Api Tujuan Malang-Surabaya
Daftar Isi:
- Seiring berjalannya waktu, ruang lingkup permasalahan transportasi telah bertambah luas dan parah baik di negara maju maupun negara berkembang. Dalam rentang tahun 2010-2013 terjadi peningkatan jumlah kendaraan di Jawa Timur sebesar 8.41%, namun hanya diiringi oleh peningkatan panjang prasarana sebesar 3.52%. Sebagai solusi permasalahan kepadatan lalu lintas di Jawa Timur, kereta api merupakan moda transportasi yang dikembangkan, namun pada kondisi eksisiting kereta api belum digunakan secara maksimal, sehinga dibutuhkan analisis probability perpindahan kereta api untuk mengetahui permodelan pemilihan moda pelaku perjalanan Malang-Surabaya yang dapat digunakan untuk memprediksi perpindahan moda dari kendaraan pribadi ke kereta api sehingga nantinya dapat digunakan untuk memprediksi peningkatkan penggunaan kereta api. Penelitian ini menggunakan Analisis Statistik Deskriptif dan Analisis Multinomial Logit. Berdasarkan hasil dari Analisis Multinomial Logit didapatkan permodelan pemilihan moda dengan variabel yang berpengaruh signifikan terhadap pemilihan moda adalah Tujuan Perjalanan (X Ttujuan ), Waktu Pergerakan (X Waktu ), Panjang Perjalanan (X Panjang ), Jenis Perjalanan (X JenisPerjalanan ), Pendapatan (X Pendapatan ), Struktur Keluarga (X StrukturKeluarga ), Lifestyle (X Lifestyle ), Pekerjaan (X Pekerjaan ), Frekuensi Pergerakan (X FrekuensiPergerakan ), Lama Perjalanan (X Lama ), Biaya Perjalanan (X Biaya ), Keamanan KA (X Keamanan ), Keselamatan KA(XKeselamatan), Kemudahan KA (X Kemudahan ), Konsistensi Waktu KA (X Konsistensi ), Kesetaraan KA (X Kesetaraan ), Ketersediaan Rute (X KtersediaanRute ), Headway KA (X Headway ), Kebijakan Biaya Pajak Kendaraan (X Pajak ), Kebijakan Biaya Pembuatan SIM (X SIM ), Kebijakan Biaya Parkir (X Parkir ), Kebijakan Subsidi KA (X Subsidi ), dan Kebijakan Pembatasan Kepemilikan Kendaraan Pribadi (X Pembatasan ). Berdasarkan hasil probability perpindahan dapat diketahui bahwa peluang perpindahan dari kendaraan pribadi ke kereta api akan berada pada kondisi maksimal mencapai angka 86,16% jika nilai pelayanan dan nilai kebijakan dimaksimalkan. Maka daripada itu, pelayanan kereta api yang ada pada kondisi eksisting harus dimaksimalkan dengan cara menyesuaikan dengan standar pelayanan kereta api dan kebijakan transportasi semakin diperketat dalam pelaksanaanya seperti pengadaan Electronic Road Pricing (ERP) dan pajak kendaraan yang dibuat mahal dan progresif guna mengikat pelaku perjalanan dalam menggunakan kendaraan pribadi yang pada akhirnya pelaku perjalanan akan lebih memilih menggunakan kereta api dibandingkan dengan kendaraan pribadi.