Peningkatan Reliability pada Mesin Drawing 1 di PT. Pindad Turen Menggunakan Metode RCM (Reliability Centered Maintenance)
Daftar Isi:
- Kebutuhan peluru belakangan ini meningkat pesat, hal ini terjadi karena bertambah dan berkembangnya alutsista (alat utama sistem pertahanan) di Indonesia juga dalam rangka mengahadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Sehingga menyebabkan industri manufaktur mengenai alutsista khususnya industri penyedia peluru semakin meningkatkan kapasitas produksinya. Menurut Alvin (2015), dalam setahun dibutuhkan minimal 600 juta butir peluru. PT. PINDAD (Persero) Divisi Amunisi yang terletak di Turen Kabupaten Malang adalah perusahaan industri dan manufaktur penghasil produk berupa peluru. Dalam menjaga kualitas produk dan kinerja aset yang semakin meningkat diperlukan strategi, salah satunya adalah melakukan kegiatan pemeliharaan. PT. PINDAD (Persero) Divisi Amunisi saat ini masih menjalankan traditional maintenance yaitu predictive dan preventif maintenance. Tujuan dari penelitian ini adalah menerapkan metode RCM (Reliability Centered Maintenance) sehingga mampu meningkatkan keandalan dari mesin drawing 1. Dalam penelitian diterapkan metode RCM pada mesin drawing 1 sehingga dapat diketahui nilai keandalan dan selanjutnya dapat ditingkatkan keandalannya. Tahapan dalam menjalankan metode RCM yaitu memilih sistem dan mengumpulkan informasi, menentukan batas sistem, menjelaskan functional block diagram, mengetahui functional failures, failure modes, failure effect, dan failure consequences, menentukan proactive task, initial interval, dan default action, selanjutnya membuat FMEA (Functional Failures and Effect Analysis) dan RCM worksheet decision. Dari hasil penelitian didapatkan komponen kritis mesin drawing 1 melalui pendekatan RPN, yaitu holder, punch shaft, dudukan, conveyor, dan sensor potong. 43% kegagalan fungsi pada mesin drawing 1 disebabkan oleh komponen tersebut. Melalui perhitungan, didapat peningkatan keandalan dari komponen holder, punch shaft, dudukan, conveyor, dan sensor potong yang memiliki nilai keandalan awal berturut-turut adalah 13%; 29%; 34%; 18%; dan 38%. Agar keandalan meningkat menjadi 90%, ditentukan interval waktu pemeliharaan dan rekomendasi tindakan pemeliharaan. Interval tindakan pemeliharaan untuk komponen holder, punch shaft, dudukan, conveyor, dan sensor potong berturut-turut adalah 8 jam sekali, 24 jam sekali, 160 jam sekali, 30 jam sekali, dan 378 jam sekali.