Daftar Isi:
  • Kebutuhan energi semakin hari semakin meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk. Saat ini sumber energi terbesar berasal dari bahan bakar fosil. Sementara persediaan bahan bakar fosil, kini kian menipis dan akan segera habis. Oleh karena itu perlu adanya suatu pengembangan energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar fosil. Salah satu bahan bakar alternatif yang dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar fosil yaitu biodiesel minyak jarak. Biodiesel minyak jarak memiliki flash point yang tinggi sehingga masih sulit untuk dilakukan proses pembakaran tanpa adanya pemanasan awal. Oleh karena itu dalam penelitian ini mencampurkan biodiesel minyak jarak dan etanol dengan maksud memperbaiki properties dari biodiesel. Pada penelitian sebelumnya untuk pemanasan burner dibuat konstan dan pada penelitian ini menggunakan variasi pemanasan burner dengan maksud dapat mengetahui seberapa besar pemanasan burner yang tepat agar proses penguapan bahan bakar yang terjadi lebih sempurna dan menghasilkan karakteristik pembakaran difusi campuran biodiesel minyak jarak dan etanol yang lebih baik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik pembakaran difusi campuran biodiesel minyak jarak dan etanol dengan variasi pemanasan burner. Karakteristik pembakaran difusi yang dimaksud meliputi warna api, tinggi api, temperatur api dan instability api. Pada penelitian ini menggunakan variasi pemanasan burner yaitu dengan cara mengatur temperatur burner sebesar 360 oC, 390 oC, 415 oC dan 435 oC pada debit bahan bakar 2 ml/jam dan 4 ml/jam. Bahan bakar yang digunakan adalah campuran biodiesel minyak jarak 80% dan etanol 20% dalam prosentase volume. Visualisasi nyala api yang dihasilkan dari proses pembakaran seperti api laminar tetapi memiliki ukuran yang selalu berubah-ubah. Pada visualisasi nyala api didominasi warna kuning yang menandakan proses pembakaran dalam kondisi campuran kaya bahan bakar dan terjadi pembentukan jelaga. Pada visualisasi nyala api juga terdapat sedikit warna biru dibagian bawah api yang menandakan proses pembakaran dalam kondisi mendekati campuran stoikiometri atau miskin bahan bakar. Dari hasil penelitian didapatkan seiring dengan meningkatnya pemanasan burner nyala api menjadi lebih stabil, perubahan ukuran api lebih kecil, waktu yang dibutuhkan untuk mencapai satu siklus perubahan ukuran api lebih lama dan temperatur api yang dihasilkan semakin tinggi.