Aplikasi Metode Quality Function Deployment (QFD) Sebagai Upaya Pengembangan Produk Madumongso (Studi Kasus Di UD. Bu Sulasmi, Kabupaten Blitar)
Main Author: | Handayani, Mely Tri |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/1446/1/Mely%20Tri%20Handayani.pdf http://repository.ub.ac.id/1446/ |
Daftar Isi:
- Madumongso adalah makanan khas berbahan ketan dari Jawa Timur yang sekarang sudah banyak dikenal di daerah-daerah lainnya di Indonesia. Salah satu unit usaha yang memproduksi madumongso di Kabupaten Blitar adalah UD. Bu Sulasmi. Permasalahan yang terjadi di UD. Bu Sulasmi yaitu persaingan dalam memperoleh konsumen yang semakin ketat serta besarnya penjualan madumongso cenderung fluktuatif. Minat konsumen terhadap madumongso akan meningkat sebesar 60% ketika menjelang lebaran, dan mengalami penurunan kembali seiring berakhirnya lebaran. Hal ini menunjukkan bahwa minat konsumen terhadap produk madumongso sangat kurang pada hari-hari biasa. Oleh karena itu, produsen harus mempunyai ide-ide kreatif agar kualitas produknya semakin meningkat dan bisa bertahan di pasar. Selain itu, dengan ide-ide kreatif tersebut diharapkan konsumen tertarik untuk membeli produk madumongso karena sesuai dengan kebutuhannya. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan kebutuhan konsumen dan strategi pengembangan produk dengan memperhatikan karakteristik teknis yang akan diterapkan UD. Bu Sulasmi agar produk madumongso mampu bersaing dengan produsen lain atau kompetitornya. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD). QFD merupakan metode yang mampu menerjemahkan keinginan konsumen ke dalam bahasa teknis dan kemudian memastikan kepuasan konsumen. QFD fase I digunakan untuk menerjemahkan kebutuhan konsumen ke dalam respon teknis dan menentukan prioritas respon teknis yang harus dilakukan. QFD fase II digunakan untuk menerjemahkan respon teknis terpilih ke dalam critical part dan menentukan prioritas respon teknis terpilih yang mendukung perbaikan teknis. Tingkat kepentingan dan kepuasan terhadap kebutuhan konsumen dikumpulkan menggunakan kuesioner yang disebar kepada konsumen UD. Bu Sulasmi. Kuesioner juga diberikan kepada pemilik usaha untuk mengidentifikasi respon teknis, part kritis, dan penilaian hubungan yang diperlukan dalam metode QFD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa atribut yang penting berdasarkan kebutuhan konsumen adalah kesesuaian berat bersih dengan informasi yang tertera pada kemasan. Nilai rata-rata kepuasan konsumen UD. Bu Sulasmi menunjukkan bahwa konsumen kurang puas pada seluruh atribut madumongso dengan memberikan nilai lebih rendah dari pesaingnya Omah Jenang. Respon teknis yang perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan konsumen adalah perancangan desain kemasan dengan nilai 4,257. Part kritis yang menjadi prioritas adalah jenis kemasan sekunder dan tersier dengan nilai 303,37.