Pemetaan Kompetensi dan Analisis Kebutuhan Pelatihan Karyawan Departemen Aset Menggunakan Training Need Assessment pada Perusahaan Gas Alam

Main Author: Vinakanti, AdindaPutri
Format: Thesis NonPeerReviewed Lainnya
Bahasa: eng
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/144568/1/ADINDA_PUTRI_VINAKANTI.PDF
http://repository.ub.ac.id/144568/
Daftar Isi:
  • Kebutuhan akan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki performansi tinggi membuat perusahaan lebih bekerja keras dalam mencari dan mengelola SDM yang memiliki kemampuan sesuai dengan kompetensi setiap departemen di perusahaan. Pengukuran tingkat kompetensi dilakukan untuk mengetahui kompetensi yang dimiliki perusahaan serta mengukur gap kompetensi di perusahaan. Selain itu, juga untuk mengidentifikasi kebutuhan pelatihan karyawan yang bertujuan meningkatkan kompetensi karyawan. Perusahaan ini bergerak di bidang energi, khususnya compressed natural gas (CNG) atau lebih dikenal dengan istilah gas alam. Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa perusahaan belum melakukan pemetaan kompetensi dan penentuan kebutuhan training masih belum tertata sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan. Pemetaan kompetensi merupakan salah satu teknik yang digunakan perusahaan untuk menganalisa gap kompetensi antara kompetensi yang dimiliki karyawan saat ini dengan kompetensi yang diharapkan perusahaan. Pemetaan kompetensi yang dilakukan dalam penelitian ini untuk meningkatkan kompetensi karyawan sehingga mereka dapat bekerja sesuai dengan tujuan perusahaan. Hasil dari pemetaan kompetensi yaitu berupa nilai gap yang didapatkan dengan cara membagikan kuesioner pada karyawan. Setelah itu merencanakan program pelatihan karyawan yang diselesaikan dengan training need assessment (TNA). TNA memegang peran penting dalam setiap program pelatihan, sebab dari analisis ini akan diketahui pelatihan apa saja yang relevan bagi suatu organisasi pada saat ini dan juga dimasa yang akan datang, yang berarti dalam tahap analisis kebutuhan pelatihan ini dapat diidentifikasi jenis pelatihan apa saja yang dibutuhkan oleh pegawai dalam mengemban kewajibannya. Kuesioner TNA terbagi menjadi tiga klasifikasi, pertama untuk mengetahui bagaimana proses analisis kebutuhan pelatihan yang diinginkan karyawan, untuk mengetahui efektivitas kebutuhan pelatihan dalam perusahaan, dan untuk kebutuhan pelatihan yang diinginkan karyawan di waktu yang akan datang. Untuk itu penelitian ini meneliti lebih lanjut bagaimana cara mengurangi gap kompetensi melalui program pelatihan karyawan. Pengisian kuesioner pemetaan kompetensi dilakukan oleh manajer yang menilai langsung karyawannya, dengan cara memberikan nilai kompetensi individu (KI). Total nilai KI karyawan berkisar antara 65-70, nilai tersebut terletak dalam skala interval yang menunjukkan nilai tersebut cukup tinggi. Sedangkan hasil gap kompetensi menunjukkan adanya gap negatif pada kompetensi umum dan kompetensi khusus. Pada kompetensi umum, hanya kompetensi teamwork saja yang memiliki gap negatif dengan nilai sebesar -12. Pada kompetensi khusus terdapat tiga kompetensi yang memiliki gap negatif. Apabila diurutkan dari gap negatif terbesar, kompetensi perencanaan man power dengan nilai gap -28, menunjukkan bahwa kompetensi tersebut perlu diprioritaskan untuk segera dilakukan perbaikan. Selanjutnya yaitu kompetensi perencanaan program training dengan nilai gap -20 dan yang terakhir yaitu kompetensi penilaian karyawan dengan nilai gap -9. Hasil analisis kebutuhan pelatihan menunjukkan terdapat beberapa pelatihan yang dibutuhkan karyawan. Pelatihan yang dibutuhkan oleh karyawan di perusahaan berguna untuk meningkatkan kompetensi antara lain, perencanaan kebutuhan SDM/man power, xii pelatihan tentang rencana program training, pelatihan mengenai penilaian karyawan, dan pelatihan untuk membangun kerja sama tim (teamwork).