Pengaruh Jarak Celah Elektroda Dan Ketebalan Pelat Terhadap Produktivitas Brown’s Gas Pada Electrolyzer Dry Cell
Daftar Isi:
- Brown’s gas merupakan salah satu energi alternatif yang dikembangkan dalam rangka mengurangi konsumsi bahan bakar minyak dan dihasilkan melalui suatu proses elektrolisis air. Elektrolisis air adalah proses pemecahan molekul air H2O yang akan menghasilkan gas hidrogen dan oksigen dengan memanfaatkan energi listrik sebagai pemicu reaksi. Alat yang digunakan untuk memproduksi Brown’s gas dengan cara melakukan proses elektrolisis air disebut dengan electrolyzer. Penelitian ini menggunakan electrolyzer tipe dry cell dalam memproduksi Brown’s gas. Pelat elektroda dan pelat netral terbuat dari Stainless Steel 304 L serta menggunakan O-Ring sebagai sekat diantara pelat. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Natrium Bikarbonat (NaHCO3) sebagai katalis dan air sebagai pelarut. Ketebalan pelat Stainless Steel 304 L yang digunakan dalam penelitian adalah 0.3, 1 dan 1.5 mm serta dengan jarak celah elektroda 1.5, 1.8, 2 dan 3 mm. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari variasi jarak celah elektroda dan ketebalan pelat yang digunakan pada electrolyzer terhadap produktivitas Brown’s gas yang dihasilkan. Arus listrik DC yang digunakan sebesar 10 Ampere, volume air pada larutan elektrolit sebesar 2,5 liter, persentase fraksi massa katalis NaHCO3 sebesar 1.77 % (45 gram) dan suhu lingkungan dijaga konstan. Hasil penelitian ini adalah variasi jarak celah elektroda dan ketebalan pelat yang digunakan pada electrolyzer dry cell mempengaruhi produktivitas Brown’s gas. Produktivitas Brown’s gas tertinggi terdapat pada konfigurasi jarak celah elektroda 1.5 mm dan ketebalan pelat 0,3 mm dengan nilai produktivitas 0,0148958 l/s, sedangkan untuk produktivitas terendah terdapat pada konfigurasi jarak celah elektroda 3 mm dan ketebalan pelat 1.5 mm dengan nilai produktivitas 0.0091875 l/s. Efisiensi electroyzer dry cell tertinggi terdapat pada konfigurasi jarak celah elektroda 1.5 mm dan ketebalan pelat 0.3 mm dengan nilai sebesar 22.6498 % ,sedangkan untuk efisiensi terendah yang terdapat pada jarak celah elektroda 3 mm dan ketebalan pelat 1.5 mm dengan nilai sebesar 13.1882 %.