Penerapan Value Stream Mapping Untuk Mengurangi Overproduction Dan Unecessary Inventory Pada Produk Fiberglass (Studi Kasus: CV. Bima Reksa, Sidoarjo
Main Author: | Dwiputro, SukoWahyu |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/144524/1/2.daftar.pdf http://repository.ub.ac.id/144524/2/3.isi_revisi%281-78%29.pdf http://repository.ub.ac.id/144524/3/4.dafus_%2879-80%29.pdf http://repository.ub.ac.id/144524/4/COVER%2BLEMPER%2BLEMPENG_KOMPRE_fer.pdf http://repository.ub.ac.id/144524/5/1.COVER_NEW.pdf http://repository.ub.ac.id/144524/ |
Daftar Isi:
- Semakin pesatnya perkembangan dalam dunia industri memicu perusahaan meningkatkan performansi dan daya saing untuk memberikan pelayanan dan produk yang optimal pada pelanggan. Perusahaan harus menerapkan sistem produksi yang meminimalkan waste pada setiap prosesnya. CV Bima Reksa merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur fiberglass. Salah satu produknya yaitu Septic Tank Biofilter. Permasalahan yang terjadi yaitu adanya waste unnecessary inventory berupa penumpukan barang work in process (WIP) pada proses pemotongan Mat dan WR, finishing cap, finishing body, pengisian filter treey serta waste overproduction pada gudang WIP produk. Untuk menganalisa waste tersebut digunakan metode value stream mapping serta dilalukan rekomendasi perbaikan untuk meminimasi waste pada aliran produksi Septic Tank Biofilter. Pada penelitian ini dilakukan penggambaran current state map untuk menganalisa penumpukan barang work in process berdasarkan waktu, aliran material, dan aliran informasi pada produksi Septic Tank Biofilter. Selain itu juga dilakukan analisa overproduction pada cap, body, dan filter yang terjadi dari Bulan Juli hingga Bulan Desember. Rekomendasi perbaikan yang dilakukan yaitu dengan membuat form order kerja harian pada masing-masing cap, body, filter yang disesuaikan dengan kebutuhan bersih. Form order kerja harian juga dibuat untuk proses pemotongan Mat dan WR yang disesuaikan kebutuhan produksi masing-masing part. Setelah itu dilakukan penyeimbangan waktu produksi dan pengalokasian operator untuk meminimasi lead time produksi serta meminimasi penumpukan barang work in process. Perbaikan yang dilakukan disesuaikan dengan aliran produksi dan digambarkan pada future state map. Berdasarkan rekomendasi perbaikan, dilakukan pengaturan order kerja pembuatan cap yaitu memproduksi Cap dan Body sebanyak 6 unit per hari selama 4 hari dan 5 unit per hari selama 16 hari, pembuatan filter 5 unit per hari selama 4 hari dan 4 unit per hari selama 16 hari, pemotongan Mat sebanyak 40 unit per hari selama 4 hari dan 35 unit per hari selama 16 hari, pemotongan WR sebanyak 18 unit per hari selama 4 hari dan 15 unit per hari selama 16 hari. Pengurangan waktu produksi dilakukan dengan mengalokasikan operator pada proses rolling body, release body, finishing body, dan pada proses pelaburan. Setelah itu diperoleh penerapan alternative produksi dengan dua kali pengerjaan dalam satu hari yaitu pengerjaan pertama membuat 3 cap, 3 body, dan 4 filter, pengerjaan kedua membuat 3 cap, 3 body, dan 1 filter. Dari pengerjaan tersebut diperoleh penurunan lead time pembuatan cap sebesar 16,62 %, penurunan lead time pembuatan body 40,04 %, dan penurunan lead time pembuatan filter sebesar 15,79 %. Selain itu juga menyebabkan pengurangan durasi lead time total sebesar 38%.