Malang Learning Center (Rancangan dengan Optimasi Pencahayaan pada Ruang Kelas)
Main Author: | Kurnia, DanisTria |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/144432/1/3._BAB_II.pdf http://repository.ub.ac.id/144432/2/4._BAB_III.pdf http://repository.ub.ac.id/144432/3/2._BAB_I.pdf http://repository.ub.ac.id/144432/4/5._BAB_IV_...pdf http://repository.ub.ac.id/144432/5/6._BAB_V.pdf http://repository.ub.ac.id/144432/6/7._DAFTAR_PUSTAKA.pdf http://repository.ub.ac.id/144432/7/1._HALAMAN_AWAL.pdf http://repository.ub.ac.id/144432/ |
Daftar Isi:
- Hingga tahun 2014, di Kota Malang tercatat terdapat 225 lembaga pendidikan nonformal, dengan 68% menempati bangunan yang belum memenuhi standar. Hal ini membuktikan bahwa perkembangan pendidikan nonformal di Kota Malang belum didukung dengan sarana dan prasarana yang terencana. Rancangan Malang Learning Center sebagai bangunan pusat pendidikan nonformal merupakan solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam bangunan pendidikan, pencahayaan memiliki peranan penting. Kondisi pencahayaan dapat mempengaruhi efektifitas dan efisiensi kegiatan belajar. Kegiatan belajar di ruang kelas yang berlangsung tanpa tergantung cuaca, membutuhkan bantuan pencahayaan buatan untuk memenuhi kenyamanan kebutuhan visual. Dibutuhkan perencanaan kondisi pencahayaan yang tepat antara pencahayaan alami dan buatan, agar keberadaan cahaya buatan bersinergi dengan kondisi pencahayan alami. Perancangan bangunan Malang Learning Center menggunakan pendekatan fokus optimasi pencahayaan, khususnya pada ruang kelasnya. Ruang kelas merupakan ruang utama dalam bangunan pendidikan. Kegiatan dalam ruang kelas seperti menulis dan membaca merupakan kegiatan yang sangat membutuhan kenyamanan visual. Perencanaan optimasi pencahayaan untuk menstabilkan kondisi pencahayaan, yaitu dengan memeratakan tingkat iluminasi pencahayaan dalam ruang kelas. Strategi perancangan pencahayaan alami yang difokuskan untuk memasukkan cahaya dan mengontrol cahaya, tidak sampai mendistribusikan cahaya. Strategi perancangan pencahayaan buatan digunakan untuk mengatasi kondisi pencahayaan alami yang masih kurang dibeberapa area di kelas. Strategi untuk membuat kondisi tersebut ialah dengan merencanakan sistem pencahayaan (tata lampu) yang sesuai dengan kegiatan dalam ruang kelas serta menggunakan sistem kontrol cahaya. Sistem kontrol cahaya yang diwujudkan dengan adanya sensor cahaya. Sensor cahaya diletakkan pada area bangku peserta didik di kelas dan di area papan tulis. Kedua area tersebut merupakan area yang menjadi pusat perhatian dalam berkegiatan belajar di ruang kelas. Hasil rancangan bangunan beserta ruang kelasnya merupakan variabel tetap dalam proses evaluasi kondisi pencahayaan. Proses evaluasi menggunakan software DIALux 4.12. Kebutuhan tingkat iluminasi cahaya yang mengacu pada standar menjadi variabel kontrol, untuk kelas umum dan laboratorium bahasa 250-300 lux, untuk ruang laboratorium komputer 350-500 lux. Sehingga untuk menghadirkan kondisi pencahayaan yang stabil (sesuai standar) maka tingkat terang cahaya (%) yang dikeluarkan oleh luminer (lampu) akibat pengendalian sensor cahaya yang mengidentifikasi kondisi pencahayaan alami merupakan varibel bebas dalam proses evaluasi.