Analisis Pengendalian Kualitas Pada Proses Pengemasan Yoghurt Dengan Metode Six Sigma Dan Fuzzy FMEA (Failure Modes And Effect Analysis) (Studi Kasus Di PT Kusumasatria Agrobio Taniperkasa, Batu–Jawa Timur)
Main Author: | Agustina, Dian Kristyani |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/1444/1/Dian%20Kristyani%20Agustina.pdf http://repository.ub.ac.id/1444/ |
Daftar Isi:
- PT Kusumasatria Agrobio Taniperkasa merupakan produsen minuman yang telah lama menguasai pasar. Salah satu produk andalan dari perusahaan ini adalah Yoghurt. Pada proses pengemasan yoghurt masih terdapat permasalahan yang mengakibatkan cacat pada kemasan yang digunakan. Dalam membantu pengurangan terjadinya cacat produk perlu dilakukan penelitian mengenai pengendalian kualitas produk dengan menggunakan metode six sigma dan fuzzy FMEA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memproduksi minuman yang sesuai spesifikasi, menentukan fakto-faktor yang mempengaruhi dan yang paling dominan menyebabkan terjadinya ketidaksesuaian produk, serta memberi usulan perbaikan untuk mengurangi terjadinya cacat produk. Hasil penelitian menunjukkan pengendalian kualitas produk yoghurt pada PT Kusumasatria Agrobio Taniperkasa berada pada level sigma 3,08. Hasil nilai % final yield sebesar 77,14% sehingga kemampuan PT Kusumasatria Agrobio Taniperkasa dalam memproduksi minuman yang sesuai spesifikasi telah memenuhi kategori baik untuk standar industri di Indonesia, namun sebagai industri kelas dunia masih harus terus menerus meningkatkan kapabilitas prosesnya. Hasil nilai indeks kapabilitas proses pada proses pengemasan yoghurt sebesar 1,03 yang menunjukkan bahwa kinerja proses atau kapabilitas proses dikatakan baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya cacat produk yoghurt adalah kurang pengawasan, SOP tidak diterapkan dengan baik, rendahnya kapasitas mesin, mutu bahan pengemas kurang baik, kurang teliti, kurang pencahayaan, tenaga kurang terampil, dan kurang perawatan. Faktor utama yang menyebabkan terjadinya cacat produk adalah kurang pengawasan, SOP tidak diterapkan dengan baik, dan rendahnya kapasitas mesin. Usulan perbaikan yang dapat dilakukan untuk mengurangi terjadinya cacat produk antara lain peningkatan pengawasan terhadap tenaga kerja, penerapan SOP dengan baik, dan peningkatan kapasitas mesin pada proses pengemasan.