Daftar Isi:
  • PT Cakra Guna Cipta adalah perusahaan rokok yang memproduksi rokok jenis SKT dan SKM. Pada bagian produksi rokok SKM, permasalahan yang dialami adalah permintaan rokok yang fluktuatif. Akibat dari fluktuasi demand, tersebut adalah terjadinya kekurangan produksi ataupun kelebihan produksi. Perencanaan kebutuhan bahan baku penolong juga masih menggunakan metode kualitatif yang mengakibatkan terjadinya penumpukan stok ataupun kekurangan stok bahan baku penolong. Permasalahan selanjutnya adalah ketidakmampuan untuk pemenuhan aktual produksi terhadap target produksi terlihat pada nilai kekurangan produksi selama lima semester terakhir berkisar antara 9,84% sampai 12,54%. Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka diperlukan validasi kapasitas perusahaan dalam penyusunan target produksi. Untuk menangani fluktuasi permintaan dan menentukan target produksi yang sesuai dengan kapasitas, dilakukan usulan penerapan MRP II. Langkah pertama adalah menentukan metode peramalan permintaan yang sesuai dengan pola permintaan. Selanjutnya hasil peramalan permintaan ditindaklanjuti dengan penyusunan Master Production Scheduling (MPS) yang divalidasi menggunakan Rough Cut Capacity Planning (RCCP) agar perencanaan sesuai dengan kapasitas perusahaan. Pada tahap validasi RCCP, diketahui bahwa pada beberapa periode beban produksi lebih besar daripada kapasitas tersedia. Oleh sebab itu dilakukan perataan produksi untuk memperbaiki MPS. Hasil MPS digunakan untuk merencanakan kebutuhan bahan baku penolong, menggunakan Material Requirement Planning (MRP) dengan metode Fixed Order Quantity (FOQ) pada lantai produksi sesuai kapasitas produksi serta usulan metode Economic Order Quantity (EOQ) pada perencanaan pembelian bahan baku penolong. Hasil MRP divalidasi menggunakan Capacity Requirement Planning (CRP) agar sesuai dengan kapasitas perusahaan. Pada penelitian ini diketahui bahwa metode yang tepat untuk peramalan permintaan rokok SKM di PT Cakra Guna Cipta adalah Decomposition Multiplicative dengan nilai MSD sebesar 2,07661 x 1014 untuk 12 bulan perencanaan. Pada tahap validasi RCCP, dilakukan perataan planned order dari MPS yang disusun selama 6 bulan. Hasil dari validasi RCCP diketahui konsumsi kapasitas pada WC A sebesar 95,38% dan WC B sebesar 85,58%. Lalu dilakukan penyusunan MRP selama 6 minggu pertama pada periode perencanaan. Penyusunan MRP dilakukan pada lantai produksi serta proses pembelian bahan baku. Pada proses pembelian bahan baku, dengan metode EOQ menghasilkan total penghematan sebesar 47%. Hasil dari MRP divalidasi dengan CRP, dan diketahui bahwa beban produksi pada lantai produksi tidak melebihi kapasitas perusahaan.