Daftar Isi:
  • PT. Tri Arta Aditama merupakan salah satu perusahaan manufaktur di Salatiga, Jawa Tengah yang memproduksi bahan baku pembuatan semen. PT. Tri Arta Aditama sendiri memiliki sebuah grinding plant yang digunakan untuk menggiling batu kapur dan bahan baku tambahan lainnya. Grinding plant merupakan kumpulan mesin dengan sistem produksi berkelanjutan yang fungsi utamanya adalah menggiling bahan baku pembuatan semen. Grinding plant mempunyai 8 buah conveyor sebagai penghubung untuk mengantarkan bahan baku untuk diproses ke mesin selanjutnya. Conveyor merupakan mesin penghubung yang fungsinya sangat penting di grinding plant karena proses produksinya yang berkelanjutan. Kerusakan yang terjadi pada conveyor dapat mempengaruhi proses produksi yang sedang berlangsung karena bahan baku yang akan diproses ke mesin selanjutnya bergantung kepada conveyor yang menghubungkan antar mesin. Data pada PT. Tri Arta Aditama menunjukkan bahwa downtime yang tertinggi dari 8 buah conveyor selama tahun 2012-2013 terdapat pada conveyor 1. Komponen kritis yang terdapat pada conveyor 1 yang memberikan dampak terbesar ketika terjadi kerusakan yaitu komponen bearing pulley, corner roller dan belt. Perawatan merupakan kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas dan peralatan pabrik, mengadakan perbaikan, penyesuaian, atau penggantian yang diperlukan untuk mendapatkan suatu kondisi operasi produksi yang memuaskan, sesuai dengan yang direncanakan. Availability didefinisikan sebagai probabilitas dari suatu peralatan untuk melakukan operasionalnya. Tahapan pengolahan data pada penelitian ini adalah menentukan function, failure, failure mode, dan failure effect pada komponen kritis. Tahapan selanjutnya adalah penentuan nilai Risk Priority Number (RPN) untuk memberikan informasi mengenai jenis kerusakan komponen kritis yang memberikan dampak paling tinggi. Tahapan penentuan interval perawatan terhadap komponen kritis, pengujian kesesuaian distribusi data time to failure (TTF) dan time to repair (TTR), setelah itu dilakukan perhitungan parameter data TTF dan data TTR, mean time to failure (MTTF) dan mean time to repair (MTTR), perhitungan nilai availability, dan penentuan interval perawatan komponen kritis berdasarkan nilai availability. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat 6 jenis kerusakan yang terdapat pada conveyor 1. Interval perawatan untuk jenis kerusakan corner roller macet atau kotor dengan nilai RPN 60 adalah dalam rentang waktu 19 hari. Interval perawatan untuk jenis kerusakan bearing pulley macet atau kotor dengan nilai RPN 32 adalah dalam rentang waktu 25 hari. Interval perawatan untuk jenis kerusakan bearing pulley aus dengan nilai RPN 60 adalah dalam rentang waktu 24 hari. Interval perawatan untuk jenis kerusakan bearing pulley patah dengan nilai RPN 40 adalah dalam rentang waktu 65 hari. Interval perawatan untuk jenis kerusakan belt koyak dengan nilai RPN 6 adalah dalam rentang waktu 149 hari. Interval perawatan untuk jenis kerusakan belt kendur dengan nilai RPN 60 adalah dalam rentang waktu 18 hari.