Daftar Isi:
  • PT Romi Violeta merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri kayu dengan produk yang paling sering dipesan oleh buyer adalah kursi, meja, tempat tidur, dan laci. Keseluruhan furniture ini melalui proses produksi yang sama, yang dibagi pada bagian – bagian proses. Pertama, di bagian inventory ada kedatangan material dan penyimpanan material. Kedua, di bagian Central Part Preparation (CPP) ada proses pengeringan kayu dan pemotongan kayu. Ketiga, di bagian white wood ada proses perakitan dan penghalusan. Keempat, di bagian finishing ada proses pewarnaan furniture. Kelima, di bagian packaging ada proses pengemasan. Setelah proses pengemasan selesai furniture dikirim ke buyer. Furniture yang dikirim ke buyer merupakan furniture yang sudah lolos quality control. Dari proses produksi tersebut terdapat kejadian risiko yang menyertai produk furniture. PT Romi Violeta belum memberikan perhatian pada kejadian risiko yang terjadi. Untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut digunakan pendekatan Quality Risk Management yaitu, identifikasi risiko, analisis risiko, evaluasi risiko dan pengurangan risiko. Dengan menggunakan House of Risk (HOR) diharapkan dapat meminimasi munculnya penyebab risiko. Tahap awal HOR adalah identifikasi risiko yang dilakukan dengan mengidentifikasi kejadian risiko proses produksi dan penyebab terjadinya risiko. Penilaian tingkat dampak (severity), peluang kemunculan (occurance) dan hubungan antara kejadian risiko dengan penyebab risiko dilakukan untuk mengetahui seberapa besar penyebab risiko berpotensi menyebabkan terjadinya kejadian risiko. Selanjutnya, dipilih penyebab risiko yang ditangani terlebih dahulu berdasarkan urutan nilai Aggregate Risk Potentials (ARP) terbesar. Pada fase 2 penanganan risiko dilakukan identifikasi tindakan pencegahan setiap penyebab risiko yang terpilih. Pengurutan peringkat tindakan pencegahan berdasarkan nilai Effectiveness to Difficulty (ETD) untuk mengetahui urutan tindakan yang paling efektif dan mudah untuk diterapkan di perusahaan. Identifikasi kejadian risiko berdasarkan job description pegawai dan operator pada proses produksi furniture dan didapatkan 27 kejadian risiko. Berdasarkan kejadian risiko yang teridentifikasi diperoleh 24 penyebab risiko. Setelah perhitungan ARP, dipilih 10 penyebab risiko yang akan ditangani. Penyebab risiko dengan nilai ARP tertinggi adalah ketidaktelitian operator. Penyebab risiko tersebut diberikan tindakan pencegahan, yaitu melakukan training atau pelatihan untuk pekerja dan operator, membuat contoh panel warna untuk operator pengecatan, memperbaiki dan mengawasi pelaksanaan Standard Operating Procedures (SOP), menetapkan sistem pemilihan supplier, melakukan perencanaan perawatan alat atau mesin secara berkala, menjadikan tempat kerja yang aman dan nyaman bagi pekerja, membuat ganjal dari balok kayu dengan ukuran yang sama agar sirkulasi panas dapat mencapai ke dalam kayu, memperbaiki sistem penerimaan outsourcing, menjalin komunikasi yang lebih baik dengan buyer, mendatangkan operator inspeksi dari pihak buyer pada tiap bagian proses, dan melakukan penilaian kinerja bagi pekerja.