Daftar Isi:
  • PT. XYZ merupakan perusahaan produsen tekstil di Indonesia yang menghasilkan benang dan kain. Salah satu departemennya yaitu Finishing. Departemen Finishing merupakan departemen yang bertugas untuk mengolah kain mentah sampai kain jadi. Dalam proses produksinya, Departemen Finishing memiliki 9 mesin yang dilewati untuk menghasilkan output sebuah kain jadi. Dari data historis, lini bleaching mempunyai jumlah downtime tertinggi. Dalam lini bleaching terdapat 4 sub-proses yaitu gas singeing, desizing, scouring dan bleaching. Untuk memfokuskan penelitian, dari data historis didapatkan bahwa mesin bleaching memiliki jumlah downtime tertinggi. Perawatan yang dilakukan oleh perusahaan belum optimal karena belum berdasarkan strategi perawatan yang tepat tetapi hanya dilakukan corrective maintenance. Oleh karena itu diperlukan analisis penyebab kerusakan dan merencanakan interval perawatan komponen kritis pada mesin bleaching sehingga dapat meningkatkan kehandalan. Terdapat beberapa langkah pengerjaan pengolahan data pada penelitian ini. Pertama, diagram pareto digunakan untuk memilih komponen kritis yang memiliki dampak tertinggi terjadinya downtime dan menjadi prioritas utama untuk dilakukan perawatan. Kemudian Functional Block Diagram (FBD) digunakan untuk mengetahui cara kerja dan proses produksi pada mesin bleaching. Ketiga, Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) digunakan untuk menganalisis sebab–sebab terjadinya kegagalan pada sistem pengamatan serta efek yang ditimbulkan apabila kegagalan terjadi. Langkah selanjutnya yaitu perhitungan MTTF dan MTTR, perhitungan total biaya perawatan, interval waktu perawatan, keandalan dan perancangan RCM II Decision Worksheet. Perancangan ini berdasarkan RCM II Decision Diagram. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa terdapat lima komponen kritis pada mesin bleaching, yaitu playtor, rotary joint, mangle 2, cloth guider dan draw roll. Dari hasil analisis nilai keandalan dan RCM II Decision Worksheet, terdapat enam jenis kerusakan dengan kegiatan perawatan scheduled discard task yaitu untuk kerusakan rubber belt playtor aus dalam interval waktu 277,099 jam serta peningkatan keandalan sebesar 65,62%, pegas rotary lembek dalam interval waktu 231,350 jam serta peningkatan keandalan sebesar 71,05%, karet seal rotary keras dalam interval waktu 433,077 jam serta peningkatan keandalan sebesar 74,29%, bearing cloth bocor dalam interval waktu 148,473 jam serta peningkatan keandalan sebesar 78,45%, karet cloth aus dalam interval waktu 364,007 jam serta peningkatan keandalan sebesar 75,9% dan belt draw roll aus dalam interval waktu 266,831 jam serta peningkatan keandalan sebesar 67,91%. Sedangkan untuk jenis kerusakan karet mangle terkena benda tajam/kimia dilakukan kegiatan perawatan scheduled on condition task dalam interval waktu 183,053 jam serta peningkatan keandalan sebesar 84,07%.