Studi Eksperimental Pengaruh Perkuatan Sambungan pada Struktur Jembatan Rangka Canai Dingin terhadap Lendutan
Main Author: | AdangPerkasa, Erlangga |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/144242/1/SKRIPSI_ERLANGGA_ADANG_P-_125060101111002.pdf http://repository.ub.ac.id/144242/2/JURNAL.pdf http://repository.ub.ac.id/144242/3/COVER.pdf http://repository.ub.ac.id/144242/4/1.SAMPUL_SKRIPSI.pdf http://repository.ub.ac.id/144242/ |
Daftar Isi:
- Seiring dengan berkembangnya teknologi, ditemukan bahan yang mampu menyaingi jembatan rangka baja, yaitu baja ringan canai dingin (Cold Formed). Bahan ini memiliki kuat tarik yang tinggi, kuat, serta mudah dibentuk. Pada penelitian ini dilakukan pengujian kuat tarik baja canai dingin dan lendutan. Model struktur jembatan ini dibuat dengan dua dimensi tanpa pelat lantai. Model yang dibuat yaitu panjang 400 cm dan tinggi 60 cm dengan tiga jenis perlakukan yang berbeda pada perkuatan sambunganya. Model 1 tanpa perkuatan sambungan, model 2 dengan perkuatan sambungan 50 cm tiap joint, dan model 3 dengan perkuatan sambungan 70 cm tiap joint. Profil baja canai dingin yang digunakan adalah 80 x 35 x 0,75 mm. Hasil pengujian kuat tarik baja canai dingin yang kita gunakan dengan lima benda uji didapatkan rata-rata tegangan ultimit (fu) 503,332 N/mm2. Dari grafik hasil pengujian posisi fy tidak bisa ditemukan. Menurut Salmon dan Johnson, baja dengan fu lebih besar dari 450 MPa merupakan baja mutu tinggi yang nilai fu dan fy sama. Hal ini selaras dengan yang dituliskan pada SNI 7971-2013 bahwa nilai fy dan fu sama. Berdasarkan uraian tersebut dianggap nilai fy dan fu pada kelima benda uji adalah sama. Pengujian lendutan dilakukan pada ketiga model untuk mendapatkan beban maksium dan lendutan maksimum. Model 1 didapatkan beban maksimum 709 kg dan lendutan maksimum 19,41 mm. Model 2 didapatkan beban maksimum 874 kg dan lendutan maksimum 26,61 mm. Sedangkan model 3 didapatkan beban maksimum 748 kg dan lendutan maksimum 18,93 mm. Namun dari grafik perbandingan ketiga model didapatkan bahwa model 3 tidak bisa dianalisis lebih lanjut karena kemungkinan terjadi kesalahan prosedur pengujian. Setelah dianalisis lebih lanjut model 2 mengalami peningkatan kekuatan yang signifikan dibandingkan model 1. Jika ditinjau pada beban yang sama pengurangan lendutan yang didapatkan 10,5 % sedangkan jika ditinjau pada lendutan yang sama peningkatan kekuatan yang didapatkan 15%.