Kajian Kinerja Stasiun Kereta Api (Studi Kasus Stasiun Kediri dan Stasiun Mojokerto)
Main Author: | DeaOdavita, Venishea |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/144230/ |
Daftar Isi:
- Stasiun merupakan prasarana transportasi kereta api yang fasilitas dan kinerja pelayanannya harus diperhatikan. Stasiun Kediri merupakan stasiun awalan dan Stasiun Mojokerto merupakan stasiun antara yang dikategorikan stasiun kelas satu. Tujuan kajian ini adalah 1) Mengetahui kinerja stasiun dari aspek pelayanan dan fasilitas sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan no. 9 tahun 2011, 2) Mengetahui kinerja stasiun dari aspek pelayanan dan fasilitas sesuai dengan Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api tahun 2012, dan 3) Membuat rekomendasi bagi kedua stasiun untuk mengoptimalkan pelayanan dan fasilitas dengan menentukan strategi yang akan digunakan. Pedoman yang digunakan adalah Peraturan Menteri Perhubungan no. 9 tahun 2011 mengenai fasilitas yang berhak diperoleh oleh pengguna stasiun dan Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api tahun 2012 mengenai pemerataan fasilitas stasiun sesuai kelas stasiun. Tingkat kinerja stasiun dianalisis menggunakan metode Importance Performance Analysis (IPA) yang menghubungkan tingkat persepsi masyarakat dengan kualitas jasa pelayanan yang ada dan SWOT untuk menentukan strategi yang akan digunakan. Jumlah responden adalah 100 orang pengguna stasiun untuk setiap metode. Metode survei untuk mendapatkan data adalah dengan pembagian kuisioner IPA maupun SWOT dan melakukan pengamatan fasilitas di kedua stasiun. Ketidaksesuaian terhadap SPM untuk Stasiun Kediri yaitu pelayanan loket, jumlah toilet, ketersediaan tempat duduk ruang tunggu, area parkir dan fasilitas penyandang cacat. Sedangkan untuk Stasiun Mojokerto yaitu pada pelayanan loket, jumlah toilet dan fasilitas penyandang cacat. Ketidaksesuaian terhadap Pedoman Standarisasi Stasiun Kereta Api tahun 2012 untuk Stasiun Kediri yaitu pada aspek pelayanan keamanan, pelayanan umum berupa ruang tunggu dan toilet serta pelayanan khusus berupa ruang untuk ibu menyusui dan area merokok. Sedangkan untuk Stasiun Mojokerto adalah pada pelayanan loket, fasilitas keamanan stasiun dan fasilitas penyandang cacat. Hasil analisis IPA Stasiun Kediri diperoleh atribut yang belum sesuai yaitu standar operasi sewaktu terjadi bencana/bahaya, ketersediaan dan kenyamanan ruang tunggu, akses penyandang cacat, pelayanan loket, fasilitas toilet, fasilitas musholla, fasilitas kesehatan dan area parkir. Hasil analisis IPA Stasiun Mojokerto diperoleh atribut yang belum sesuai yaitu fasilitas toilet, fasilitas kesehatan, informasi di loket, fasilitas musholla, kualitas speaker, kemudahan naik/turun KA, standar operasional bencana/bahaya dan akses penyandang cacat. Strategi berdasarkan grafik EFAS IFAS Stasiun Kediri dapat menerapkan strategi penerapan informasi jadwal dan tiket bisa melalui media online, menambah jumlah tempat duduk, menyediakan akses difable, menambah jumlah loket dan melakukan sosialisasi sistem pembelian tiket online, menambah jumlah toilet dan menjaga kebersihannya, memperlancar sirkulasi kendaraan, menambah papan petunjuk menuju fasilitas lain di stasiun. Sedangkan strategi untuk Stasiun Mojokerto yaitu penggunaan media online untuk informasi jadwal dan tiket, memperbaiki kualitas pengeras suara, aksesibilitas penyandang cacat, perbaikan peron/menyediakan bancik, menambah jumlah toilet dan menjaga kebersihannya, fasilitas kesehatan, memperbanyak arahan menuju fasilitas lain di stasiun, serta memperbesar pajak dan biaya opersional kendaraan pribadi.