Pengaruh Kecepatan Pengelasan Terhadap Kekuatan Tarik Aluminium Dan Tembaga Murni Sambungan Tumpul Friction Stir Welding
Main Author: | EfendiSofyan, Mohammad |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/144218/1/EF_COVER%2CJUDUL%2CORISINIL%2CPERUNTUKAN.pdf http://repository.ub.ac.id/144218/2/SKRIPSI_FULL_ISI_JILID.pdf http://repository.ub.ac.id/144218/3/RINGKASAN_JILID.pdf http://repository.ub.ac.id/144218/3/DAFTAR_ISI_JILID.pdf http://repository.ub.ac.id/144218/ |
Daftar Isi:
- Penyambungan antara aluminium dan tembaga menjadi topik menarik dalam satu dekade terakhir. Salah satu teknik terbaik dalam penyambungan material berbeda jenis adalah dengan menggunakan friction stir welding dimana panas yang dihasilkan akibat gesekan antara tool dengan material yang akan disambungkan. Penerapan sambungan aluminium dan tembaga telah digunakan secara masif pada pembuatan konektor baterai, terminal elektrik, dan komponen heat exchanger. Keuntungan yang didapatkan adalah sifat aluminium yang ringan dan murah dipadukan dengan konduktivitas thermal dan listrik dari tembaga yang bagus. Penelitian ini menggunakan metode experimental research dimana dilakukan pengamatan secara langsung pada objek yang diteliti. Pada pengamatan dilakukan variasi kecepatan pengelasan untuk mengetahui hasil las yang memiliki kekuatan tarik terbaik. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dan dibandingkan hasilnya dengan hipotesa yang telah dijelaskan sebelumnya. Pada penelitian ini menggunakan mesin milling universal merek Krisbow tipe X6328B.Variabel bebas yang digunakan adalah kecepatan pengelasan sebesar 24 mm/menit, 42 mm/menit, 55 mm/menit, 74 mm/menit, dan 98 mm/menit. Benda kerja yang digunakan adalah aluminium dan tembaga murni dengan dimensi lebar 80mm, panjang 124mm, dan tebal 3mm. Variabel terkontrol yaitu kecepatan putaran spindel sebesar 1096 rpm, tool terbuat dari material HSS dengan sudut kemiringan pengelasan sebesar 2o dan nilai offset sebesar 2mm dengan kecenderungan pada daerah tembaga. Dimensi tool memiliki diameter shoulder 12mm, diameter pin 4 mm berbentuk kerucut, dan panjang pin 2,5 mm. Setelah dilakukan pengelasan, spesimen akan dibentuk sesuai standar uji tarik yang mengacu pada AWS B.4 selanjutnya dilakukan proses pengujian tarik. Melalui penelitian ini didapatkan kekuatan tarik terbesar pada kecepatan pengelasan 24 mm/menit dengan nilai 64,22 MPa. Sedangkan kekuatan tarik terendah pada kecepatan 74 mm/menit dengan nilai 47,31 MPa. Selanjutnya pada kecepatan 42 mm/menit, 55 mm/menit, dan 98 mm/menit didapatkan nilai kekuatan tarik rata-rata sebesar 56,39 MPa, 54,20 MPa, dan 49,19 MPa. Diketahui bahwa pada kecepatan pengelasan rendah akan terjadi peningkatan kekuatan tarik seiring dengan meningkatnya kecepatan pengelasan. Sedangkan pada kecepatan tinggi akan terjadi kompensasi nilai kalor antara penurunan waktu pengelasan dan peningkatan axial force akibat bertambahnya kecepatan pengelasan. Pada hasil foto makro patahan spesimen setelah diuji tarik menunjukkan bahwa spesimen yang memiliki kekuatan tarik paling tinggi memiliki bentuk patahan yang ulet, terjadi persebaran masa aluminium yang homogen pada kedua sisinya, serta tidak ditemukan void sedikitpun. Sedangkan spesimen dengan kekuatan tarik terendah memiliki bentuk permukaan patahan yang rata, persebaran masa aluminium yang sangat sedikit, dan ikatan mekanik yang dihasilkan kurang baik.